Update Corona di DI Yogyakarta
Status Tanggap Darurat DIY Diperpanjang, Hotel Mengaku Berat
Perpanjangan masa tanggap darurat di DIY pada kedua kalinya ini, berdampak kepada banyak sektor. Satu di antaranya adalah perhotelan.
Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Kurniatul Hidayah
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Perpanjangan masa tanggap darurat di DIY pada kedua kalinya ini, berdampak kepada banyak sektor.
Satu di antaranya adalah perhotelan.
Ketua PHRI DIY, Deddy Pranowo Eriyono mengatakan ini menjadi masa-masa yang berat bagi ia dan ratusan anggotanya.
"Kita merencanakan Juli sudah banyak yang buka hotel dan restoran. Tapi dengan perpanjangan ini teman-teman yang mau buka kembali menunda," bebernya, Jumat (26/6/2020).
• BREAKING NEWS: Tanggap Darurat Diperpanjang Hingga 31 Juli, Ini Alasan Pemda DIY
Ia mengatakan, sebenarnya sumber masalah bukan terletak pada operasional hotel yang tertunda, namun image yang melekat di masyarakat luar DIY yakni wisatawan.
"Oh, masih tanggap darurat DIY. Kalau bicara tanggap darurat, lain dengan PSBB. Hanya politis anggaran. Tapi kalau PSBB jelas pengaruhi kita," ungkapnya.
Deddy menjelaskan bahwa daerah yang menerapkan PSBB seperti Jakarta dan Jawa Timur sudah menuju new normal yang artinya aktivitas pelesiran akan kembali dilakukan, di mana salah satu tujuannya adalah DIY.
Ia mengungkap bahwa beberapa tamu dari Lampung, Sumedang, yang telah dinyatakan sebagai zona hijau berminat untuk membawa tamu legislatif dengan tujuan kunjungan kerja di DIY.
"Kita menyarankan pertemuan ada di hotel yang dipakai, jangan DPRD. Kalau diizinkan dari dewan yang ada di Yogya ini menjadi angin segar karena wujud intervensi pemerintah untuk pergerakan ekonomi antar-daerah," ucapnya.
Meski demikian, penerapan protokol kesehatan juga harus diutamakan.
• Mayoritas Pasien Covid-19 Klaster Pedagang Ikan di Daerah Istimewa Yogyakarta Sembuh
Misalkan, Deddy mengatakan rombongan tamu dari Bandung akan datang ke DIY dan siap membawa hasil rapid test maupun swab.
"Ini angin segar. Kalau tidak ditangkap kita ini sekarang ilustrasinya megap-megap bahkan tidak bernafas kalau diperpanjang," tuturnya.
Saat ini, imbuhnya, okupansi hotel masih rendah.
Pada akhir pekan, hanya sekitar 10 persen untuk hotel bintang sementara hotel nonbintang tidak sampai 5 persen.