Sejumlah Sekolah di Yogyakarta Buka Posko Layanan Terkait Kendala Saat Pengajuan Akun PPDB
Sejumlah sekolah membuka posko PPDB untuk membantu calon siswa saat proses PPDB online di DIY tahun 2020
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Sejumlah sekolah di wilayah DIY membuka layanan untuk membantu orangtua maupun calon peserta didik, yang mengalami kesulitan pada saat melakukan proses pengajuan akun PPDB online jenjang SMAN/SMKN di DIY.
Salah satunya di SMAN 3 Yogyakarta yang membuka posko PPDB dan siap membantu calon peserta didik baru untuk mendapatkan pin/token
Layanan dibuka pada 22-25 Juni 2020 pada pukul 08.00-15.30 WIB.
"Kami siap membantu calon siswa baru atau orangtua yang mengalami kesulitan untuk mendapatkan token. Hari ini ada 20 siswa yang datang ke SMAN 3 Yogyakarta dan kami layani dengan baik," ujar Hirno, Waka Kesiswaan SMAN 3 Yogyakarta, Senin (22/6/2020).
Hirno mengungkapkan beberapa orangtua maupun calon peserta didik yang datang ke sekolah lantaran mengalami kendala pada nilai UN SD yang belum masuk ke dalam nilai gabungan
"Kebanyakan nilai US SD/MTs belum terdata di dlm database panitia PPDB Propinsi, kemudian kami bantu untuk upload nilai tersebut," ujarnya.
SMAN 3 Yogyakarta menyediakan tujuh operator termasuk personil cadangan apabila sewaktu-waktu diperlukan termasuk menyiapkan 16 set komputer, support jaringan dan perangkat pendukung lainnya.
Selain itu, sekolah juga telah melakukan pelatihan operator PPDB dan simulasi verifikasi data calon peserta didik baru sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP) yang ditetapkan oleh Disdikpora DIY.
"Kami menyiapkan petugas jaga untuk membantu calon pendaftar yang memerlukan informasi dan kesulitan teknis dalam melakukan pendaftaran secara online," kata dia.
Selain SMAN 3 Yogyakarta, di SMAN 10 Yogyakarta juga juga membuka layanan bagi orangtua maupun calon peserta didik yang membutuhkan bantuan untuk proses pengajuan akun PPDB.
Kepala SMAN 10 Yogyakarta, Sri Murni, mengungkapkan di sekolah sudah ada panitia yang membantu masyarakat yang memerlukan bantuan.
"Verifikasi di rumah tidak berhasil, lalu ke sekolah kemudian dibantu oleh petugas kami dan bisa berhasil. Juga perlengkapan komputer kami sediakan," katanya. (*)