Pakar Pendidikan UNY Beri Masukan untuk Pelaksanaan PPDB SMA/SMK 2020 DIY
Tantangan terbesar tahun ini utamanya berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19, yang menuntut suatu sistem baru.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Proses Penerimaan peserta didik baru (PPDB) SMA/SMK di DIY, seperti tahun-tahun sebelumnya, masih diwarnai beberapa persoalan.
Pakar Kebijakan Pendidikan UNY, Arif Rohman, menilai tantangan terbesar tahun ini utamanya berkaitan dengan kondisi pandemi Covid-19, yang menuntut suatu sistem baru.
“Covid-19 ini memaksa pemerintah untuk melakukan improvisasi atau inovasi. Ada ketidaksiapan pemerintah disebabkan kondisi yang memang tiba-tiba, sehingga memang ada persolaan di lapangan,” ujarnya saat dihubungi Tribun Jogja.com, Senin (22/6/2020).
Di sisi lain, kata Arif, masyarakat sendiri menghadapi sesuatu yang berbeda.
“Orang-orang yang merasa tidak diuntungkan maka protes. Ini ada kekurangan sosialisasi, pemerintah perlu sosialisasi yang lebih masif ke masyarakat tentang PPDB ini,” tuturnya.
Ia menerangkan, diperlukan adanya pihak penengah, semisal DPRD, organisasi-organisasi profesi guru, hingga lembaga-lembaga pendidikan milik organisasi masyarakat Islam seperti NU dan Muhammadiyah.
“Lembaga-lembaga itu juga punya masukan-masukan untuk memikirkan yang terbaik untuk PPDB ini. Jangan sampai ini menjadi gejolak yang membesar,” imbuhnya.
Lebih lanjut, Arif mengungkapkan perlu juga untuk memikirkan saluran alternatif.
Misalnya, jika waktu yang ada terlalu mepet, maka perlu ada perpanjangan.
Di samping itu, perlu pula melihat urgensi dari komponen-komponen penilaian yang digunakan dalam PPDB.
Menurut Arif, nilai rapor dimungkinkan ada manipulasi karena hal itu merupakan wewenang sekolah.
Sementara, ujian nasional (UN) SD menurutnya memiliki rentang yang agak jauh dengan kondisi calon peserta didik SMA/SMK.
“Agak jauh rentangannya, ada missing link di sini. Bisa jadi di SD dulu agak tidak serius. Pemerintah perlu melihat komponen-kompoen ini untuk penilaian yang lebih sesuai. Misalnya, kriteria juara OSN, O2SN, MTQ, macam-macam prestasi non akademik seandainya belum dimasukkan (dalam penilaian PPDB) itu diperbanyak. Lomba-lomba lokal, nasional, internasional, itu bisa menambah bobot kriteria,” urainya.
Ditanya terkait permasalahan server down, Arif berkomentar hal ini merupakan masalah yang berulang setiap tahun.