Cerita Lucu Pesepeda Naik Sepeda Brompton Mahal Disangka KREUZ Made in Bandung

Lelaki itu jongkok, sambil mengusap-usap permukaan sepeda, termasuk ban-ban kecil yang dipakai untuk menyeret sepeda saat dilipat.

Editor: Rina Eviana
DOKUMENTASI OLAN HUTAPEA
Brompton Black Edition M6R 2017 

Jarum jam sudah menunjukkan pukul 11.00, ketika Olan (48) tiba di depan sebuah gerai makanan burung di kawasan Pekayon, Bekasi, Jawa Barat. Akhir pekan seperti hari Sabtu (20/6/2020) lalu, adalah kesempatan bagi ayah dua anak itu untuk menikmati hobinya bersepeda di sekitar rumah di kawasan Grand Galaxy, Bekasi.

TAK cuma bersepeda, dia pun sekaligus mencari kebutuhan untuk hobi lainnya, yakni memelihara burung. Mengunakan Sepeda Brompton biru -black edition M6R keluaran 2017, penampilan karyawan yang sehari-hari bekerja di wilayah Gambir, Jakarta tersebut tentu mengundang perhatian.

Apalagi, merek sepeda handmade asal London, Inggris tersebut, kini kini ramai menjadi perbincangan di tengah meledaknya tren bersepeda di kota-kota besar di Indonesia. Meski bukan sepeda baru, Brompton biru milik Olan terlihat amat terawat, mulus, dan bersih.

Brompton Black Edition M6R 2017
Brompton Black Edition M6R 2017 (DOKUMENTASI OLAN HUTAPEA)

Maklum, Olan adalah penikmat sepeda sejak lama. Di rumahnya masih ada sederet sepeda klasik lainnya.

"Ada Colnago steel vintage dari Italia, Bianchi vintage, Gitane Hydroalu dari Perancis. Walaupun sebagian vintage, tapi value-nya bagus," kata Olan kepada Kompas.com.

Olan -yang belum genap enam bulan berada di Jakarta, setelah bertugas di Roma, Italia, menolak jika disebut Brompton yang dipakainya hanya menuruti tren.

"Waktu dulu bekerja di Roma, apartemennya di lantai IV dengan lift yang kecil, sehingga perlu sepeda lipat."

"Karena jalanan di Kota Roma sebagian paving blok, maka perlu sepeda lipat yang teruji kekuatannya di jalanan kasar. Itu sebabnya saya pilih Brompton, bukan karena sekedar ikutan mode," cetus dia.

Nah, pengalaman yang terjadi pada Sabtu siang sempat membuat Olan tertegun.  Sesaat setelah dia memarkir sepeda -dengan cara melipat roda belakang, seorang pria sesama penggemar burung menghampirinya.

Pria itu terlihat terkagum-kagum dengan penampakan sepeda yang juga dilengkapi tas depan berwarna senada di bagian depan.

Lelaki itu jongkok, sambil mengusap-usap permukaan sepeda, termasuk ban-ban kecil yang dipakai untuk menyeret sepeda saat dilipat.

“Wah ini Brompton yang baru ya?” kata lelaki itu beberapa saat kemudian. Olan pun tersenyum dan sempat merasa bangga, karena sepeda koleksinya mendapat apresiasi dari orang lain.

“Yang buatan Bandung ya? Cakep," kata pria itu lagi.

Mendengar kalimat itu, senyum di wajah Olan sirna. "Terus harus gimana dongg? Pasti ini gara-gara tulisan di Kompas.com," batin Olan.

Tanpa menunggu lama, Olan menjawab pria itu, “iya, ini Brompton.” Tapi dia memilih untuk tak mengomentari kalimat yang menyebut sepedanya buatan Bandung.

Sumber: Kompas.com
Halaman 1/3
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved