Prediksi Nilai Tukar Rupiah Terhadap Dollar dan Harga Emas Batangan Sabtu 20 Juni 2020
Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik
TRIBUNjogja.com Yogyakarta -- Harga emas batangan bersertifikat Antam keluaran Logam Mulia PT Aneka Tambang Tbk (ANTM) naik pada hari Sabtu (20/6/2020).
Mengutip situs Logam Mulia, harga pecahan satu gram emas Antam berada di Rp 905.000.
Harga emas Antam ini naik Rp 10.000 dari harga Jumat (19/5) lalu di Rp 895.000.
Sementara, harga pembelian kembali atau buyback emas Antam juga naik Rp 10.000 dan berada di Rp 794.000.
Berikut harga emas batangan Antam dalam pecahan lainnya per hari ini dan belum termasuk pajak:
1. Harga emas 0,5 gram: Rp 482.500
2. Harga emas 1 gram: Rp 905.000
3. Harga emas 5 gram: Rp 4.305.000
4. Harga emas 10 gram: Rp 8.545.000
5. Harga emas 25 gram: Rp 21.237.000
6. Harga emas 50 gram: Rp 42.395.000
7. Harga emas 100 gram: Rp 84.712.000
8. Harga emas 250 gram: Rp 211.515.000
9. Harga emas 500 gram: Rp 422.820.000
10. Harga emas 1.000 gram: Rp 845.600.000
Keterangan:
Logam Mulia Antam menjual emas dan perak batangan dalam beberapa ukuran berat (misalnya 1 gram, 2 gram, dan 500 gram).
Biasanya harga per gram emas Antam akan berbeda tergantung berat batangnya.
Perbedaan ini terjadi karena ada biaya tambahan untuk pencetakan, sehingga harga per gram emas Antam batang kecil lebih mahal dari batang yang lebih besar. Harga yang ada di sini adalah harga per gram emas batang 1 kilogram yang biasa dijadikan patokan pelaku bisnis emas.
Analisa Nilai Tukar Rupiah
Banjir likuiditas dolar Amerika Serikat (AS) di pasar global membuat rupiah dalam sepekan ini menguat.
Mengutip Bloomberg, Jumat (19/6), rupiah melemah 0,16% ke Rp 14.100 per dolar AS. Namun, dalam sepekan, rupiah menguat 0,23%.
Sementara, kurs tengah Bank Indonesia (B) mencatat rupiah melemah 0,39% di akhir pekan. Sedangkan, dalam sepekan rupiah masih menguat 0,11%.
Ekonom Samuel Sekuritas Indonesia Ahmad Mikail Zaini mengatakan, rupiah menguat karena likuiditas dolar AS di pekan ini bertambah akibat aksi beli obligasi korporasi oleh Federal Reserve.
"Investor melepas dolar AS dan masuk ke emerging market seiring penurunan kekhawatiran gagal bayar obligasi korporasi di AS," kata Mikail, Jumat (19/6).
Dia pun memproyeksikan kurs rupiah di pekan depan berpotensi kembali menguat karena mendapat dukungan dari pertumbuhan cadangan devisa. Apalagi, penerbitan sukuk global senilai US$ 2,5 miliar pekan ini berlangsung sukses. Mikail memproyeksikan cadangan devisa berpotensi bertambah US$ 1 miliar hingga US$ 1,5 miliar dari suksesnya penerbitan sukuk global.
Mikail memperkirakan rupiah pekan depan menguat karena aktivitas impor yang belum masif. Alhasil dolar AS yang masuk akan lebih banyak daripada dolar AS yang keluar dari pasar keuangan domestik.
Sedangkan, analis Monex Investindo Futures Faisyal mengatakan, sentimen positif dari data neraca perdagangan yang surplus serta suku bunga acuan BI yang menurun belum cukup untuk menyokong rupiah kembali menguat di pekan depan. Tantangan penguatan rupiah di pekan depan adalah konflik geopolitik AS-China, Korea Utara-Korea Selatan, dan India-China.
"Aset berisiko seperti rupiah masih riskan karena dolar berpotensi kembali menguat ketika pandemi Covid-19 belum juga mereda dan kembali membuat cemas," kata Faisyal.
Dia mengatakan, pelaku pasar akan menanti data indeks manufaktur dan sektor jasa dari beberapa negara.
Jika data ekonomi tersebut membaik, Faisyal mengatakan itu merupakan tanda bahwa ekonomi mulai membaik dan bisa memberi angin segar bagi rupiah.
Dia memproyeksikan rupiah pekan depan bergerak di rentang Rp 14.000 per dolar AS hingga Rp 14.400 per dolar AS. Sementara, Mikail memproyeksikan rentang rupiah di Rp 13.950 per dolar AS hingga Rp 14.000 per dolar AS .(*)
Artikel ini sudah tayang di kontan dengan judul https://investasi.kontan.co.id/news/sepekan-menguat-023-analis-prediksi-pekan-depan-rupiah-tetap-perkasa