Asa Baru Jelang New Normal, Bambang Mencoba Bangkit Setelah Terdampak Pandemi Virus Corona
Asa Baru Jelang New Normal, Bambang Mencoba Bangkit Setelah Terdampak Pandemi Virus Corona
Penulis: Yosef Leon Pinsker | Editor: Hari Susmayanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Empat bulan setelah pandemi Covid-19 melanda di Indonesia, sejumlah Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) akhirnya memilih untuk kembali membuka usaha mereka tak terkecuali di Yogyakarta.
Meski tidak mudah dan harus menerapkan protokol kesehatan Covid-19, para pelaku UMKM mengaku operasional usaha masih cukup seret dan belum sepenuhnya normal seperti sedia kala meskipun aktivitas masyarakat perlahan-lahan mulai bangkit.
Wacana normal baru yang mulai marak belakangan ini turut memicu pelaku UMKM membuka kembali usaha mereka.
Selain itu, kondisi usaha yang beberapa bulan tutup dan sama sekali tidak ada pendapatan membuat pelaku UMKM memilih membuka usaha meski kondisi belum pulih secara total.
Seperti yang dialami Bambang Indro salah seorang pedagang nasi pecel di Jalan Kaliurang Yogyakarta.
Sejak membuka kembali warung kaki limanya dua pekan lalu, omzet yang berhasil ia bukukan setiap hari masih jauh di bawah standar omzet harian sebelum pandemi.
Bambang mengaku, ia mulai membuka warung sejak pukul 07.00-13.00 WIB.
• Mulai Pekan Depan, Kusir Andong dan Penarik Becak yang Tak Patuhi Protokol Dilarang Masuk Malioboro
• Nasabah Bumiputera Konsultasi ke Kejari Gunungkidul Lantaran Klaim Tak Cair
Hampir setengah hari berjualan, persediaan satu magic com nasi pun belum habis. Padahal sebelum masa pandemi, dalam rentang yang sama, setidaknya dia mampu menjual habis nasi sebanyak tiga magic com nasi pecel.
“Memang kondisinya masih sangat jauh dibandingkan saat normal dulu. Malah dulu sewaktu normal apalagi pas hari Minggu, malah bisa habis lima magic com,” kata Bambang Kamis (17/6/2020).
Meski begitu, dia lebih memilih untuk tetap membuka warung di tengah kondisi usaha yang belum normal.
Beberapa pelanggan setia masih cukup sering menanyakan sewaktu usahanya tutup, hingga ia memutuskan untuk kembali membuka warung nasi pecelnya.
Saat ini, Bambang dibantu oleh dua karyawan dari sekitar delapan karyawan di saat kondisi penjualan normal.
Pengurangan karyawan tentu menjadi pilihan di saat omzet usaha yang merosot tajam. Dia juga lebih memilih untuk berjualan secara daring dengan bersinergi dengan para driver ojek online.
“Saya juga sedang dalam persiapan mengembangkan jaringan penjualan bahan pecel secara online. Terutama sambel pecel Madiun dan peyek yang begitu digemari pelanggan. Dengan cara ini, masyarakat dapat menikmati pecel Madiun dengan tetap berada di rumah dan terhindar dari Covid-19,” katanya.
“Sambel pecel saya siapkan dalam kemasan berbagai ukuran. Ke depan bukan hanya sambel pecel, saya juga berencana mengembangkan sambel sambel jenis lain untuk dipasarkan secara online,” tambah Indro. (Tribunjogja/Yosef Leon Pinsker)