Jawa

RSD Bagas Waras Klaten Ajak Pasien Covid-19 Memancing Lele untuk Terapi Kesembuhan

Rumah Sakit Daerah (RSD) Bagas Waras Klaten melakukan upaya yang cukup unik kepada para Pasien Covid-19 yang tengah menjalani perawatan untuk membant

Penulis: Victor Mahrizal | Editor: Ari Nugroho
tangkapan layar
Data terbaru yang diunggah melalui akun resmi twitternya di alamat @rsudbagaswaras tercatat per Selasa (16/6/2020) 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Victor Mahrizal 

TRIBUNJOGJA.COM, KLATEN - Rumah Sakit  Daerah (RSD) Bagas Waras Klaten melakukan upaya yang cukup unik kepada para Pasien Covid-19 yang tengah menjalani perawatan untuk membantu pemulihan kondisi kesehatan.

Agar  tidak terus tertekan, kesepian dan nyaman di masa isolasi, para pasien diajak rileks dengan mancing lele di belakang rumah sakit.

Terapi ini ternyata sangat ampuh. Terbukti sebanyak 15 dari 19 pasien yang dirawat di RSD Bagas Waras Klaten dinyatakan telah sembuh.

Berdasarkan data yang diunggah melalui akun twitternya di alamat @rsudbagaswaras tercatat per Selasa (16/6/2020) masih ada 4 pasien positif yang masih dirawat di rumah sakit milik Pemkab Klaten itu.

Total pasien yang telah dirawat di RSD Bagas Waras Klaten sendiri ada 19 orang.

Sedang 11 pasien lainnya pernah di rawat di RSUD Suradji Tirtonegoro dan Rumah Sakit Islam Klaten.

Jumlah pasien positif di Kabupaten Klaten dari website resmi Pemkab Klaten di awasicorona.klatenkab.go.id terpantau 30 orang. 

PPK Klaten Sosialisasi Pelaksanaan Posyandu di Era New Normal

“Di belakang rumah sakit kebetulan ada kolam ikan.  Untuk mengurangi beban pikiran pasien Covid-19, kolam itu ditabur ikan lele.  Jadi para pasien merasa terhibur dengan mancing ikan lele di belakang rumah sakit sambil mengisi waktu luang.  Tapi itu juga harus melalui protokol kesehatan yang ketat,” jelas Direktur RSD Bagas Waras Klaten Limawan saat wawancara via telepon, Selasa (16/6/2020).

Ditambah pria lulusan Fakultas Kedokteran UGM tahun 1991 itu bahwa jalinan komunikasi yang tulus antara tenaga medis dan pasien menjadi obat tersendiri. 

Jadi pasien tidak merasa kesepian biar pun dua minggu lebih harus terpisah dengan keluarga.

Selain itu edukasi tetap dilakukan sehingga pasien percaya dengan tenaga medis ketika upaya medis untuk pengobatan itu dilakukan.

Bahkan komunikasi itu dilakukan lebih intensif salah satunya dengan aplikasi whatshapp.

Meskipun jauh interaksi tidak dibatasi.

Ia mengaku masih sering menerima pesan whatshapp dari pasien Covid-19 yang sudah lama sembuh.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved