Intensitas Kegempaan Merapi Pekan Ini Lebih Tinggi Dibanding Minggu Lalu, Ini Penjelasan BPPTKG

Tercatat kegempaan Gunung Merapi sebanyak 72 kali gempa hembusan (DG), 45 kali gempa fase banyak (MP)

Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
twitter BPPTKG
Tangkapan visual Gunung Merapi, Jumat (12/6/2020) pukul 06.04 WIB via PGM Babadan. 

Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA – Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi  (BPPTKG) Yogyakarta kembali melaporkan pantauan aktivitas Gunung Merapi.

Berdasarkan data selama rentang 5-11 Juni 2020, tercatat kegempaan Gunung Merapi sebanyak 72 kali gempa hembusan (DG), 45 kali gempa fase banyak (MP), 9 kali gempa low frekuensi (LF), 13 kali gempa guguran (RF), dan 17 kali gempa tektonik (TT).

“Intensitas kegempaan pada minggu ini lebih tinggi dibandingkan minggu lalu,” ungkap Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida, Jumat (12/6/2020).

Protokol dan Aturan Baru Bagi Pengunjung Malioboro Yogyakarta, Registrasi hingga Scan QR Code

BMKG : Tiga Bulan Terakhir pH Air Hujan di DIY Mendekati Air Murni

Hanik juga mengungkapkan, deformasi Gunung Merapi yang dipantau menggunakan EDM dan GPS pada minggu ini tidak menunjukkan perubahan yang signifikan.

Dalam amatan visual, cuaca di sekitar Gunung Merapi pekan ini umumnya cerah pada pagi dan malam hari.

Sedangkan, siang hingga sore hari berkabut.

Tinggi asap maksimum 350 m teramati dari Pos Pengamatan Gunung Merapi Kaliurang pada 11 Juni 2020 jam 08.10 WIB.

Terjadi erupsi di Gunung #Merapi tanggal 10 April 2020 pukul 09.10 WIB. Erupsi tercatat di seismogram dgn amplitudo 75 mm dan durasi  103 detik
Terjadi erupsi di Gunung #Merapi tanggal 10 April 2020 pukul 09.10 WIB. Erupsi tercatat di seismogram dgn amplitudo 75 mm dan durasi 103 detik (BPPTKG)

Terkait analisis morfologi area kawah, berdasarkan foto dari sektor tenggara tidak menunjukkan adanya perubahan morfologi kubah.

Hanik melanjutkan, pada minggu ini terjadi hujan di Pos Pengamatan Gunung Merapi dengan intensitas curah hujan tertinggi sebesar 10 mm/jam selama 60 menit di Pos Babadan pada 5 Juni 2020.

“Tidak dilaporkan terjadi lahar maupun penambahan aliran di sungai-sungai yang berhulu di Gunung Merapi,” tambahnya.

Berdasarkan hasil pengamatan visual dan instrumental tersebut, lanjut Hanik, disimpulkan bahwa kubah lava saat ini dalam kondisi stabil.

Aktivitas vulkanik Gunung Merapi masih cukup tinggi dan ditetapkan dalam tingkat aktivitas “waspada.”

“Potensi bahaya saat ini berupa awan panas dari runtuhnya kubah lava dan lontaran material vulkanik dari letusan eksplosif,” tutur Hanik.

VIDEO Detik-detik Merapi Meletus Sabtu Pagi, Analisis BPPTKG Yogyakarta

Pengakuan Pria Bermasker Galon di Yogyakarta yang Kini Ikut Kampanyekan New Normal

Dengan tingkat aktivitas Gunung Merapi Hanik turut menyarankan beberapa hal kepada para pemangku kepentingan dalam penanggulangan bencana Gunung Merapi.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved