Masuk Pedestrian Malioboro Yogyakarta Diminta Registrasi Gunakan QR Code
Siapa saja yang masuk ke pedestrian Malioboro diminta registrasi dengan QR code atau serahkan data diri
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM Yogyakarta - Kawasan Wisata Malioboro menerapkan protokol baru bagi pengunjung yang akan masuk ke wilayah ikon Kota Gudeg ini.
Siapa saja yang masuk ke pedestrian Malioboro diminta registrasi dengan QR code atau serahkan data diri.
Protokol tersebut dibuat untuk mencegah penyebaran COVID-19 di Kota Yogyakarta.
Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengatakan protokol baru yang diterapkan adalah registrasi dengan QR code. Untuk itu, pengunjung Malioboro diminta untuk mengunduh aplikasi QR Code Scanner.
"Jadi pengunjung yang datang wajib mencuci tangan terlebih dahulu. Kemudian scan QR Code pengunjung, lalu dicek suhu tubuhnya. Setelah itu pengunjung boleh masuk kawasan Malioboro,"katanya, Kamis (11/06/2020).
Jika tidak memiliki QR Code, lanjutnya, petugas Jogoboro akan membantu dalam registrasi.
Dalam registrasi, pengunjung hanya perlu mengisi nama dan nomor handphone.
"Kalau tidak punya QR Code Scanner bisa dibantu petugas Jogoboro. Masuk satu per satu karena harus mengisi identitas. Ini untuk memudahkan kita jika terjadi sesuatu. Kalau terjadi sesuatu, kita bisa lacak melalui nomor telepon,"lanjutnya.
Selain registrasi QR Code, UPT Malioboro juga mengatur arus pengunjung di pedestrian Malioboro.
Pedestarian sisi timur, diperuntukkan pejalan kaki yang berjalan ke arah selatan. Sementara pejalan kaki yang akan berjalan ke utara harus berjalan di pedestrian sisi barat.
Malioboro merupakan kawasan wajib masker.
Dengan demikian setiap pengunjung Malioboro wajib memakai masker. Tidak hanya pengunjung saja, pengendara motor dan mobil yang melintas pun wajib memakai masker.
Jika tidak memakai masker, pengunjung akan diberhentikan dan diminta untuk memakai masker.
Namun jika tifak memiliki masker, pengunjung tidak diperbolehkan melintas atau masuk kawasan Malioboro.
Protokol baru yang diterapkan di Malioboro mendapat dukungan dari pengunjung, salah satunya Khotibul Umami (17).
Menurut dia, protokol tersebut sangat bagus, terutama di tengah pandemi COVID-19.
"Bagus sekali, menyikapi situasi seperti ini(pandemi COVID-19). Tidak punya QRCode Scanner, jadi tadi dibantu oleh petugas. Cuma ditanya nama dan nomor handphone saja. Sistem seperti ini memang harus diterapkan, supaya aman,"ujarnya.
• Kasus Baru Covid-19 di Yogyakarta, Riwayat Kontak Klaster Indogrosir dan Pedagang Ikan
Pesepeda di Malioboro

Gubernur DIY Sri Sultan Hamengku Buwono X tetap menitipkan pesan kepada para pesepeda, baik yang melintas di Malioboro atau wilayah DIY lain.
"Yang bersepeda, sekarang harus punya kesadaran menjaga jarak. Tapi kalau kira-kira pakai sepeda, berolahraga jarak yang ditempuh jauh, tidak sekadar pamer ning Malioboro, hati-hati kalau pakai masker," imbaunya ditemui di Kompleks Kepatihan, Kamis (11/6).
Sultan menjelaskan, dalam posisi bersepeda di mana penggunanya juga akan merasa lelah dan membuat nafas tersengal, penggunaan masker secara terus-menerus membuat asupan oksigen yang masuk ke dalam otak berkurang.
"Jadi kalau pakai sepeda berolahraga muter 20-30 kilometer, hati-hati kalau pakai masker. Jangan pakai masker terus-menerus, nanti pingsan. Bisa bye-bye. Itu hati-hati. Saya hanya pesen itu, tolong sampaikan publik. Jangan dianggap enteng pakai masker. Kita begini saja kesulitan bernafas apalagi kalau dia capek, oksigennya kan kurang lima puluh persen. Mengingatkan saja," urainya.
Namun Sultan tetap menegaskan bahwa semua masyarakat yang beraktivitas ke luar rumah harus tetap mengenakan masker.
"Kalau keluar ya harus pakai masker. Jaga jarak, itu harus dilakukan di manapun. kalau tidak (gelombang) Covid-19 kedua akan muncul. Berarti apa? Yang terjadi Malioboro tak close (saya tutup). Itu kan yang rugi tidak hanya Pemda, yang rugi masyarakat juga rugi suruh tinggal di rumah lagi lebih lama lagi tidak sekadar dua minggu," ucapnya.
Sultan menjelaskan, telah memiliki kesepakatan dengan Pemerintah Kota Yogyakarta untuk warga yang masuk Malioboro tanpa masker diminta pulang.
"Kita lebih baik keras sekarang supaya Covid-19 kedua tidak muncul di Yogya. Mereka nanti hanya mengatakan 'ooooh' kok ngono, kan gitu. Dari pada begitu, kita bersikap keras untuk melarang dengan harapan kesadaran itu muncul," pungkasnya. ( Tribunjogja.com | Tet | Kur )