Update Corona di DI Yogyakarta
Pemkot Yogya Bakal Perketat Protokol di Malioboro
Malioboro harus menjadi percontohan, sehingga protokol pencegahan COVID-19 harus benar-benar ditegakkan.
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi meminta masyarakat untuk lebih disiplin dalam menerapkan protokol pencegahan COVID-19.
Hal itu disampaikan menanggapi padatnya beberapa wilayah di Kota Yogyakarta.
Ia mengatakan Pemkot Yogyakarta akan lebih tegas dalam menerapkan protokol pencegahan COVID-19.
Menurut dia, meskipun kasus COVID-19 di Kota Yogyakarta landai, bukan berarti tidak ada ancaman penularan COVID-19.
• BREAKING NEWS : Respon Pesepeda Padati Kota Yogya, Sri Sultan : Jangan Sampai Saya Close
"Dua malam kami sudah muter-muter, daerah Tugu, Malioboro, Titik Nol Kilometer agak padat. Kita harapkan masyarakat patuh dan disiplin. Agar tidak meremehkan," katanya saat ditemui di Balai Kota Yogyakarta, Senin (08/06/2020).
"Kami sudah minta Jogoboro untuk mempertegas penegakan protokol COVID-19. Masker, jaga jarak, dan cuci tangan itu mutlak, tidak boleh ditawar lagi. Kami juga berikan keleluasaan pada Jogoboro untuk berikan efek jera," sambungnya.
Ia menegaskan Malioboro harus menjadi percontohan, sehingga protokol pencegahan COVID-19 harus benar-benar ditegakkan.
Termasuk melarang pengunjung masuk kawasan Malioboro yang tidak memakai masker.
"Kalau ada pesepeda yang tidak pakai masker suruh pulang, sudah tidak ada tawar-menawar lagi. Kemarin banyak pesepeda yang tidak pakai masker dan duduk-duduk. Kalau tidak tertib, kita bisa pertegas lagi protokolnya," tegasnya.
Pihaknya juga akan meminta petugas untuk standby dibeberapa titik,seperti Tugu, Malioboro, Titik Nol Kilometer, dan tempat lain yang masih ramai dikunjungi.
• Strategi Pemkot Yogyakarta dalam Penanganan Covid-19
Petugas nantinya diminta untuk menertibkan masyarakat yang mengabaikan protokol pencegahan COVID-19.
Saat ini, Pemkot Yogyakarta juga tengah mengembangkan QR code untuk mendata pengunjung.
Saat ini, QR Code tersebut sudah mulai diterapkan di Alun-alun Utara dan Taman Pintar.
Ke depan QR code tersebut juga akan diterapkan di Malioboro.
"Ini masih masa transisi,jangan sampai malah ada ledakan (kasus COVID-19) baru. Kita (Pemkot Yogyakarta) sudah sepakat dengan DIY, kalau tidak patuh akan berikan aturan yang lebih keras. Misalnya tidak boleh ada kendaraan berhenti, tutup toko kalau tidak terapkan protokol," ujarnya.
"Ke depan, Malioboro akan kita bagi zona dan dalam zona itu juga dibatasi orangnya. Jadi akan kita kurangi potensi orang-orang berkumpul," tambahnya.
Terpisah, Kepala UPT Malioboro, Ekwanto mengakui Jogoboro kewalahan dalam menertibkan pengunjung Malioboro.
• Tiga Hari Beruntun DIY Catatkan Nol Kasus Baru Covid-19, Angka Kesembuhan Meningkat Capai 73 Persen
Sebab jumlah Jogoboro yang bertugas tidak sebanding dengan banyaknya pengunjung.
Untuk itu, pihaknya telah berkoordinasi dengan Kecamatan Gedongtengen, Danurejan, dan Gondomanan untuk turut melakukan pengawasan pengunjung Malioboro.
"Kemarin memang banyak sekali pesepeda, kebanyakan tidak pakai masker. Kami sudah ingatkan, tetapi jumlah (Jogoboro) kan tidak sebanding (dengan pengunjung). Kami sudah koordinasi dengan tiga kecamatan dan kami akan tegas," ujarnya.
"Tidak boleh melintas kalau tidak pakai masker. Kami juga akan berikan teguran keras bagi masyarakat yang berkumpul dan tidak menjaga jarak. Kami juga sudah koordinasi dengan Satpol PP Kota Yogyakarta yang bertugas di kecamatan untuk back up," sambungnya.
Ia juga mengingatkan masyarakat agar senantiasa mematuhi protokol pencegahan COVID-19, dengan memakai masker, menjaga jarak, dan mencuci tangan. (TRIBUNJOGJA.COM)