Yogyakarta Nol Kasus Baru Positif Virus Corona Berturut-turut, Bertahan di Angka 237
Pada 3 Juni 2020 telah dilaporkan hasil laboratorium terkonfirmasi positif Covid-19 tidak ada penambahan kasus, sehingga sampai hari ini jumlah kasus
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
"Dua pasien yang sembuh adalah kasus 93 laki-laki usia 47 tahun warga Sleman dan kasus 197 perempuan usia 42 tahun warga Sleman," terangnya.
Selanjutnya pada hari yang sama dilaporkan PDP meninggal dalam proses laboratorium, sudah diambil swab, yakni laki-laki usia 94 tahun warga Sleman memiliki riwayat sakit ginjal.
Terpisah, Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji mengatakan bahwa R0 di DIY sudah di bawah 1 selama dua pekan terakhir.
Saat terjadi lonjakan kasus di DIY, R0 tersebut sempat berada di angka 1 hingga 2,5.
"Penurunan karena kita tracing, sudah diperiksa, dan hasil tracing sudah kita laporkan. Tingkat penyembuhan cukup bagus, kematian rendah. Di Rumah Sakit Hardjolukito kemarin bahkan apsien usia 71 tahun sembuh dalam 75 hari, normalnya tidak selama itu," ungkapnya.
Aji menambahkan, bahwa sebenarnya dengan R0 di bawah 1, sudah memenuhi indikator untuk menerapkan new normal di DIY.
"Tapi bukan itu satu-satunya (indikator). Kita tidak ingin gegabah. Pendidikan kita pikirkan terakhir karena kita tidak ingin ada kluster sekolah. Tempat-tempat hiburan wisata kalau penyelanggara belum siap, SDM belum ditraining untuk SOP yang baru, ya jangan (buka)."katanya.
Malioboro Mengeliat

PKL di kawasan Malioboro nampak mulai menjajakan dagangan mereka. Meski sepi pembeli lantaran tidak ada wisatawan yang datang ke Yogya, namun hal tersebut dilakukan semata untuk menggerakkan lagi roda perekonomian yang terhenti selama hampir 4 bulan belakangan.
Ketua PKL Pemalni Slamet Santoso yang mengayomi PKL di sepanjang Jalan Ahmad Yani Kawasan Malioboro mengatakan bahwa ia menyerahkan sepenuhnya keputusan kepada rekan-rekannya kapan akan memulai kembali 'hidup normal' dari menjajakan aksesoris khas Yogya di kawasan Malioboro.
"Beberapa hari ini sudah mulai buka, mulai Sabtu (30/5) buka karena rapat Jumat (29/5) malam bersama Dinas Pariwisata dan UPT Malioboro. Hasil rapat saya share ke temen-temen. Ini hasil diskusi rapat, terserah kapan mau memulihkan ekonomi secara perlahan," ungkapnya kepada Tribun Jogja, Senin (1/6/2020).
Slamet menambahkan, ia dan teman-teman PKL yang lain tidak bisa menunggu ketidakpastian terkait kapan pandemi ini akan berakhir. Ia mengatakan sektor ekonomi yang bergantung dari pariwisata di Yogya telah macet total sejak Covid-19 terdeteksi di Indonesia, khususnya Kota Gudeg ini.
"Akhirnya sambil kita menunggu dengan tatanan baru, kita mencoba untuk mulai bergerak. Kita mencoba membuka lagi lapak di Malioboro sambil menunggu wilayah yang lain untuk membuka PSBB-nya sehingga mereka bisa keluar dan berwisata lagi ke Yogya tapi dengan beberapa SOP sesuai dengan protokol kesehatan," ungkapnya.
Slamet telah meminta agar anggotanya tertib dan selalu mengenakan masker saat berjualan, menyediakan hand sanitizer dan tempat cuci tangan, menjaga jarak, hingga memakai face shield.
"Kami mandiri menyediakan itu. Kami arahkan (PKL) pakai face shield. Kami siap mendukung Yogya masuk new normal apalagi untuk jadi percontohan tiga wilayah Yogya, Bali, Kepri. Kita buka perekonomian agar berangsur-angsur pulih, apalagi kami tergantung dengan pariwisata," ucapnya.