Masker Bedah di Apotek Masih Langka, Pakar Mikrobiologi UGM Jelaskan Perbedaannya dengan Masker Kain
Masker bedah atau surgical mask hingga kini masih dibanderol dengan harga cukup mahal di sejumlah apotek di kota Yogyakarta
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Muhammad Fatoni
“Masker yang digunakan perlu disesuaikan dengan tingkat intensitas kegiatan tertentu,” ungkapnya.
Dia menerangkan, masker kain dapat digunakan untuk mencegah penularan dan mengantisipasi kelangkaan masker yang terjadi.
Masker kain yang dibuat perlu memiliki tiga lapisan, yaitu lapisan non-anyaman tahan air (depan), microfibre melt-blown kain non-anyaman (tengah), dan kain biasa non-tenunan (belakang).
“Masker kain perlu dicuci dan dapat dipakai berkali-kali. Bahan yang digunakan untuk masker kain berupa bahan kain katun, scarf, dan sebagainya,” ujarnya.
• Mendagri Tito Karnavian Pakai Masker Unik dengan Gambar Wajahnya Sendiri
• Angka Reproduksi Virus Corona di DIY di Bawah 1, Ini Penjelasan Gugus Tugas Covid-19
Adapun penggunaan masker kain dapat digunakan untuk masyarakat yang sehat ketika berada di tempat umum dan fasilitas lainnya dengan tetap menjaga jarak 1-2 meter.
Namun, jika masyarakat memiliki kegiatan yang tergolong berbahaya (misalnya, penanganan jenazah Covid-19, dan sebagainya) maka tidak disarankan menggunakan masker kain.
Adapun masker bedah, Tri mengungkapkan, dapat dibagi menjadi dua jenis yaitu masker bedah 2 ply yang memiliki dua lapisan dan masker beda 3 ply yang memiliki tiga lapisan.
Masker bedah 2 ply hanya terdiri dari 2 lapisan yaitu lapisan luar dan lapisan dalam tanpa lapisan tengah yang berfungsi sebagai filter.
Karena tidak memiliki lapisan filter pada bagian tengah di antara lapisan luar kedap air dan dalam yang langsung kontak dengan kulit, maka tipe masker ini kurang efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin.
“Masker jenis ini hanya direkomendasikan untuk pemakaian masyarakat sehari-hari yang tidak menunjukan gejala-gejala flu/influenza (batuk, bersin-bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan) dan tidak untuk tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan,” papar Tri.
Adapun masker bedah yang memiliki 3 lapisan yaitu lapisan luar kain tanpa anyaman kedap air, lapisan dalam yang merupakan lapisan filter densitas tinggi, dan lapisan dalam yang menempel langsung dengan kulit yang berfungsi sebagai penyerap cairan berukuran besar yang keluar dari pemakai ketika batuk maupun bersin.
• Menebar Kebaikan ala Komunitas Sejangkauan Tangan di Yogyakarta, Semangat Berbagi di Tengah Pandemi
• Pelajar di Daerah Istimewa Yogyakarta Masih Belajar di Rumah Hingga 26 Juni 2020
Karena memiliki lapisan filter ini, masker bedah ini efektif untuk menyaring droplet yang keluar dari pemakai ketika batuk atau bersin.
Dengan begitu, Tri melanjutkan, masker ini direkomendasikan untuk masyarakat yang menunjukkan gejala-gejala flu/influenza (batuk, bersin- bersin, hidung berair, demam, nyeri tenggorokan) dan untuk tenaga medis di fasilitas layanan kesehatan.
Baik masker kain, masker bedah 2 ply dan 3 ply memiliki kesamaan pada perlindungan terhadap keluarnya droplet besar dari batuk/bersin pemakai.
Namun, masker kain tidak bisa melakukan pencegahan keluarnya droplet kecil dari batuk/bersin pemakai, sementara kedua masker bedah bisa. (uti)