Marwan Jafar Sebut New Normal Itu Momentum Menjanjikan

Momentum berharga untuk menata ulang dan melakukan perubahan seluruh tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara secara mendasar, elementer.

Editor: ribut raharjo
Istimewa
Marwan Jafar, Anggota DPR RI Fraksi Partai Kebangkitan Bangsa. 

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Untuk menjadi bangsa yang maju, tercerahkan, unggul, tahan banting, kompetitif dan mampu bersaing di level global, memang bermuara dari sebuah orde atau zaman yang ditempa dengan berbagai masalah bangsa dan bencana, seperti pandemi Covid-19 ini.

"Dari situlah akan muncul apa yang disebut sebagai transisi menuju tatanan sosial baru atau New Social Order dalam kerangka menjadikan bangsa lebih maju, modern, kompetitif, dan beradab", jelas Anggota Komisi VI DPR RI, Marwan Jafar dalam rilis yang diterima Tribunjogja.com, Kamis (28/05/2020) malam.

Menurut legislator PKB ini, adanya pandemi Covid-19 yang menimpa bangsa-bangsa di dunia, termasuk Indonesia, menjadi momentum berharga untuk menata ulang dan melakukan perubahan seluruh tatanan kehidupan berbangsa dan bernegara secara mendasar, elementer, fundamental, strategis dan visioner dalam berbagai bidang.

Pertama, Bidang Sosial. Pandemi Covid-19, terbukti memberikan pelajaran berharga tentang pentingnya memupuk dan menguatkan nilai-nilai sosial di tengah masyarakat, baik aspek solidaritas sosial, kegotong-royongan dan empati antar sesama warga bangsa. Ini adalah momentum menjanjikan yang terus kita pupuk bersama.

Kedua,  Reformasi birokrasi. Reformasi birokrasi pemerintah yang seolah-olah menjadi "mantra" selama berpuluh-puluh tahun dituntut lebih proaktif, responsif, melayani dan bukan dilayani, efektif, tidak bertele-tele, tidak berantai-rantai, efisien dan tidak saling tumpang-tindih, tidak menjadi hegemoni tersendiri sekalipun tidak menjadi "kekuatan politik" tersendiri.

"Oleh karena itu, kita harus berani melakukan perubahan secara mendasar, elementer, fundamental, mengevaluasi dan menata ulang total birokrasi kita menuju birokrasi yang responsif-solutif, akomodatif, visioner, dan bukan membebani serta menjadi “benalu” bagi negara", tandas mantan Menteri Desa, PDTT ini.

Keberanian menata ulang secara total birokrasi kita pada masa “era tatanan baru” tentu menjadi momentum menjanjikan menuju tatanan sosial yang lebih beradab dan berbudaya.

Ketika Bidang kesehatan. Bidang kesehatan menjadi leading sektor di masa pandemi Covid-19. Pandemi ini harus menjadi momentum berharga bagi pemerintah dan stakeholder terkait untuk melakukan langkah-langkah antisipatif.

Mulai dari pembenahan sarana dan prasarana atau infrastruktur kesehatan, Rumah Sakit- Rumah Sakit rujukan yang memadai yang memiliki standard pelayanan internasional/WHO yang nyaman dan menyenangkan, fasilitas penunjang yang bersih dan aman, peralatan medis dan laboratorium yang berbasis high tecnology, para dokter spesialis, khususnya epidemiologi, paru dan spesialis pandemi Covid-19 yang andal, profesional dan ramah.

Berbagai sarana dan peralatan medis, khususnya APD, laboratorium yang memadai dan moderen juga penting untuk menunjang pelayanan prima bagi para pasien dengan standard internasional/WHO sehingga tidak kedodoran, tidak kaget manakala terkait pandemi serupa dan tidak menimbulkan kepanikan di tengah masyarakat. Masing-masing pasien sesuai penyakit yang diderita pun harus diberikan ruang klaster sendiri-sendiri, baik Covid-19, diabetes, jantung, stroke, dan sebagainya.

"Ini barang-kali menyangkut aspek kesejahteraan dan insentif bagi para dokter, perawat dan tenaga medis yang perlu diperhatikan agar mereka dapat meningkatkan pelayanan prima bagi pasien", tandanya.

Kemudian investasi bidang kesehatan.  Menghadapi “era normal baru” hendaknya menjadi perhatian serius investasi sektor kesehatan, termasuk juga bagaimana menata ulang BUMN bidang farmasi untuk tidak bergantung pada bahan baku maupun barang jadi yang diimpor secara ugal-ugalan.

"Masak kita import? Semestinya kita memiliki kekayaan Sumber Daya Alam yang luar biasa sebagai bahan baku obat-obatan, alkes, APD dan lainnya yang perlu dikembangkan. Gunakan potensi dalam negeri sendiri. Anugerah Tuhan YME yang begitu besar harus dimanfaatkan untuk memenuhi kebutuhan bidang kesehatan kita", imbuh Anggota Komisi VI FPKB DPR RI ini.

Lalu perlu mempersiapkan stock obat-obatan, vitamin, APD dan alat kesehatan lainnya secara baik agar dapat memberikan kepastian ketercukupan bagi kebutuhan masyarakat jika sewaktu-waktu dibutuhkan, dan tentu tidak yang kedaluarsa.

Perlu mempersiapkan pengembangan fakultas-fakultas kedokteran dan kesehatan yang kredible dan dipercaya oleh masyarakat dan mampu bersaing di dunia internasional. Karenanya, perlu peningkatan capacity building terhadap mereka baik dalam konteks penelitian, inovasi dan penemuan obat-obatan, alkes maupun APD yang dibutuhkan masyarakat. Fakultas-fakultas Kedokteran atau kampus pada umumnya harus “diwajibkan” ada inovasi-inovasi yang dibutuhkan masyarakat luas.

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved