Kantor Polisi Dibakar Massa Saat Aksi Protes Kematian Pria Kulit Hitam oleh Oknum Polisi

Garda Nasional Amerika Serikat atau kekuatan cadangan militer dikerahkan ke Minneapolis setelah bentrokan hebat menyusul kematian seorang pria kulit

Penulis: Joko Widiyarso | Editor: Joko Widiyarso
Stephen Maturen / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP
Para pengunjuk rasa bersorak ketika Kantor Polisi Distrik Ketiga membakar di belakang mereka pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota. Ketika kerusuhan berlanjut setelah kematian George Floyd, polisi meninggalkan bangunan kantor polisi, yang memungkinkan para pemrotes untuk membakarnya. 

TRIBUNJOGJA.COM, MINNEAPOLIS - Garda Nasional Amerika Serikat atau kekuatan cadangan militer dikerahkan ke Minneapolis setelah bentrokan hebat menyusul kematian seorang pria kulit hitam tak bersenjata saat ditahan polisi.

George Floyd, 46, meninggal pada hari Senin dan video menunjukkan dia terengah-engah ketika seorang polisi putih menindih lehernya dengan lutut di lehernya.

Protes sekarang berlangsung untuk malam ketiga di kota.

Dikutip BBC, laporan mengatakan satu kantor polisi telah dikuasai oleh demonstran, dan petugas terlihat meninggalkan gedung yang dibakar.

Ini adalah Kantor Polisi Distrik 3 Minneapolis, tempat para petugas yang terlibat dalam pembunuhan George Floyd diyakini telah bekerja.

Pada hari Rabu, polisi menembakkan gas air mata ke demonstran ketika kerusuhan berlangsung.

Ada juga protes di Chicago, Los Angeles dan Memphis.

Pembunuhan itu menambah kemarahan yang telah berlangsung lama atas pembunuhan polisi terhadap orang kulit hitam Amerika, termasuk kasus-kasus Ahmaud Arbery di Georgia dan Breonna Taylor di Kentucky baru-baru ini.

MINNEAPOLIS, MN - 28 MEI: Para pengunjuk rasa bersorak ketika Polisi Ketiga membakar di belakang mereka pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota. Ketika kerusuhan berlanjut setelah kematian polisi George Floyd meninggalkan gedung polisi, yang memungkinkan para pemrotes untuk membakarnya.
MINNEAPOLIS, MN - 28 MEI: Para pengunjuk rasa bersorak ketika Polisi Ketiga membakar di belakang mereka pada 28 Mei 2020 di Minneapolis, Minnesota. Ketika kerusuhan berlanjut setelah kematian polisi George Floyd meninggalkan gedung polisi, yang memungkinkan para pemrotes untuk membakarnya. (Stephen Maturen / GETTY IMAGES AMERIKA UTARA / Getty Images via AFP)

Gubernur Minnesota Tim Walz terpaksa menurunkan pasukan penjaga nasional negara bagian itu pada hari Kamis atas permintaan wali kota Minneapolis dan St. Paul yang menyatakan situasi itu sebagai "darurat masa damai".

Dia mengatakan penjarahan, perusakan dan pembakaran pada malam sebelumnya telah mengakibatkan kerusakan pada banyak bisnis, termasuk yang dimiliki oleh minoritas.

"Kematian George Floyd harus berujung pada keadilan dan perubahan sistemik, tidak ada kematian dan penderitaan," katanya dalam sebuah pernyataan yang menyerukan semua protes untuk tetap damai.

Wali Kota Minneapolis, Jacob Frey, Rabu, memastikan dakwaan kriminal terhadap polisi yang dalam tayangan video menindih Floyd di tanah. Empat petugas polisi yang terlibat dalam penangkapan telah dipecat.

Bukan yang pertama
Insiden itu mengingatkan kasus Eric Garner, yang dicekik di kantor polisi di New York pada 2014. Kematiannya menjadi seruan untuk menentang kebrutalan polisi dan katalisator dalam gerakan Black Lives Matter.

Mereka mulai pada sore hari Selasa, ketika ratusan orang datang ke persimpangan di mana insiden itu terjadi.

Penyelenggara berusaha menjaga protes damai dan menjaga jarak sosial coronavirus, dengan demonstran meneriakkan "Aku tidak bisa bernapas" dan "Itu bisa saja aku".

Halaman
123
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved