Ramadhan 2020
Filosofi Ketupat dan Opor Ayam yang Selalu Ada Saat Lebaran di Indonesia
Perayaan Hari Raya Lebaran terasa kurang lengkap bila tidak ada sepiring ketupat.
Contohnya kuah kari, sajian yang memiliki pengaruh kuat dari kuliner India.
Ada juga gulai punya pengaruh dari Arab. Lalu ada balado, kuliner yang memiliki pengaruh dari Portugis,sedangkan semur dan kue kering pengaruh dari Eropa terutama Belanda. Bahkan manisan merupakan pengaruh dari China.
• Sambut Lebaran, Timnas U-19 Libur Latihan Virtual 3 Hari
Tradisi lebaran lainnya seperti memberikan bingkisan dan hantaran jajanan sudah diterapkan dari zaman dahulu, dilakukan oleh mayarakat multikultural di Indonesia.
Tradisi tersebut akhirnya mengakar hingga saat ini dan menjunjung tinggi toleransi di Tanah Air.
Opor ayam
Saat Lebaran di Indonesia, dua sajian yang mungkin tidak pernah terlewat ada di meja makan adalah ketupat dan opor ayam.
Mungkin sebagian dari kita terkadang bertanya-tanya, kenapa ketupat sering kali dihidangkan dengan opor ayam terutama saat Lebaran di Indonesia?

Perpaduan ketupat dan opor ayam ternyata tak hanya sekadar cocok dari rasa saja, tapi ada kisah yang lekat dengan kebiasaan masyarakat Nusantara, membuat kedua hidangan ini seakan tak terpisahkan.
Menurut Travelling Chef Wira Hardiansyah, keterkaitan ketupat dan opor ayam ini ternyata berhubungan dengan kebiasaan orang Nusantara yang disebut ‘otak atik gathuk’ atau mencocokkan sesuatu sebagai tanda pengingat.
• Dalam Program KiBuDo Bulan Mei, Sleman City Hall Berbagi Kasih di 2 Panti Asuhan
“Atau ‘pangeling eling’ yang dikaitkan dengan aspek kehidupan hablum minannaas (manusia dengan segala ciptaan Tuhan) dan hablum minallah (manusia dengan Tuhan),” jelas Chef Wira pada Kompas.com, Kamis (21/5/2020).
“Itulah kenapa ‘otak atik gathuk’ selalu mendapat tempat tertinggi di masyarakat,” sambung dia.
Ketupat, kata Wira, pada awalnya bernama kupat yang merupakan singkatan dari laku papat yaitu cipta (pikiran), rasa, karsa (sikap), dan karya (perbuatan) atau segala tindakan yang berhubungan dengan kehidupan diri sebagai manusia.
Permintaan maaf
Sementara opor, berasal dari ajaran konsep kehidupan yaitu ‘apura-ingapura’ atau ‘ngapuro’ yang berarti maaf memaafkan.
“Sedangkan Lebaran diambil dari kata leburan, yaitu peleburan dosa-dosa kita. Itulah kenapa ketupat dan opor selalu disandingkan pada saat hari raya,” papar Chef Wira.

Ketupat dan opor konon telah dipasangkan bahkan pada masa pra-Islam.
Ketupat dan opor dipasangkan karena maknanya meminta maaf atas segala kesalahan baik tindakan juga pikiran buruk atas sesuatu atau seseorang.