Kulon Progo
Demi Persunting Pujaan Hati, Pemuda dari Bojonegoro Ini Rela Jalani Isolasi Mandiri di Kulon Progo
Menurutnya, rencana pernikahan tersebut sudah dirancang jauh hari, bahkan rencana tersebut sudah matang sebelum merebaknya pandemi Covid-19.
Penulis: Andreas Desca | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribunjogja.com, Andreas Desca Budi Gunawan
TRIBUNJOGJA.COM, KULON PROGO – Seorang pria asal Bojonegoro, Jawa Timur yang merupakan Karyawan di sebuah perusahaan swasta di Sukoharjo, Jawa Tengah, berniat mempersunting wanita asal Pedukuhan Jamus, Kalurahan Pengasih, Kapanewon Pengasih, Kabupaten Kulon Progo, Daerah Istimewa Yogyakarta.
Pria bernama Edi (27) ini sudah lama hendak meminang pujaan hatinya.
Rencananya dia akan melangsungkan pernikahan di Jamus pada 3 Juni 2020 mendatang.
Menurutnya, rencana pernikahan tersebut sudah dirancang jauh hari, bahkan rencana tersebut sudah matang sebelum merebaknya pandemi Covid-19.
Namun apa boleh buat, situasi di lapangan ternyata berubah dengan sangat cepat.
• Jumlah Pernikahan di Sleman Berkurang 20 persen
Semua rencana yang dimilikinya kini harus menyesuaikan dengan segala protokol dan pencegahan pandemi ini.
Salah satu diantaranya, Edy harus rela menjalani isolasi mandiri sebelum melaksanakan pernikahan yang sudah direncanakannya.
“Karena memang sudah aturannya dan harus melalui protokol seperti ini, saya ikuti saja,” kata Edy melalui sambungan telepon, Rabu (20/5/2020)
Menurut penuturannya, dirinya tiba di Jamus pada hari Minggu (17/5/2020) malam.
"Sampai disini saya langsung masuk ke bangunan karantina," katanya.
Bangunan karantina ini berada dalam kompleks TK Pamardi Putra 3 Pengasih.
Sementara itu, Ketua Desa Tangguh Bencana (Destama) Kalurahan Pengasih, Indarto mengungkapkan bahwa siapa saja yang datang dari luar wilayah mesti menjalani isolasi seperti ini, baik mandiri di rumah maupun di TK seperti yang Edy lakukan.
• Memasuki Ramadan Penjual Hantaran dan Suvenir Pernikahan Alami Penurunan Pembeli
Tambahnya, isolasi ini penting untuk mengantisipasi penyebaran Pandemi Covid-19 agar tidak menjangkiti warga.
Warga berupaya mengantisipasi potensi penularan Corona dengan menerapkan isolasi mandiri.
“Warga di sini memang waspada terhadap potensi penyebaran virus,” katanya.
Lanjutnya, bagi para pendatang yang tidak memiliki ruang untuk isolasi mandiri, akan menjalani karantina yang disediakan Destana di TK ini.
Selain itu, diterangkan olehnya bahwa Destana juga membangun pos utama sebagai sentral koordinasi untuk menanggulangi Covid-19 di wilayah Pengasih.
“Kalau ada pendatang, warga melapor ke kami. Kami akan mendatangi mereka dan mengedukasi agar mereka melakukan isolasi mandiri. Mereka juga membuat surat pernyataan bersedia melakukan isolasi mandiri,” katanya.
Lanjutnya, setelah dua pekan menjalani masa isolasi mandiri, mereka baru diperbolehkan berinterinteraksi dengan masyarakat Pengasih.
"Dalam pelaksanaan isolasi mandiri ini, kita juga melibatkan petugas medis dan Babinsa untuk memastikan kesehatan mereka yang isolasi di TK maupun isolasi mandiri di rumah mereka masing-masing," tambahnya. (TRIBUNJOGJA.COM)