Wabah Virus Corona

Sosok Judy Mikovits dan Teori Konspirasi Virus Corona yang Meresahkan Para Ilmuwan

Tak cuma menyampaikan argumen lewat YouTube, Mikovits juga meluncurkan buku berjudul 'Plague of Corruption' pada April.

Editor: Rina Eviana
Tiziana FABI / AFP
Warga menjalani tes cepat untuk mendeteksi COVID-19 

Kemunculan Mikovits di internet bisa disebut tiba-tiba. Menurut data Zignal Labs, Mikovits jarang disebut di platform media sosial sejak Februari 2020.

Namun pada bulan April, setidaknya ada 800-an orang yang menyebutkan namanya di sosial media setiap hari.

Hal itu terjadi setelah Darla Shine mempromosikan bukunya dalam sebuah tweet. Darla Shine merupakan mantan eksekutif Fox News dan mantan pembantu utama Trump.

Sejak saat itu, Mikovits banyak diperbincangkan dan muncul di berbagai media. Kemunculannya dalam video 'Plandemic' pun membuat namanya semakin terkenal.

Beruntung, Facebook dan YouTube telah menghapus konten 'Plandemic' karena video di dalamnya menyebarkan informasi bohong dan tidak akurat terkait COVID-19 yang justru bisa membahayakan masyarkat.

Mikovits sendiri terus menyerang dr Fauci sejak 2018, tapi tak pernah mendapat respons publik. Baru sekarang saat pandemi terjadi, dia berhasil menjadi pusat perhatian. Entah apa yang membuat Mikovits sangat suka mengusik Fauci.  

Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendengarkan keterangan dari Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci mengenai klorokuin, obat malaria yang dianggap bisa menyembuhkan virus corona, di Gedung Putih, Washington, pada 20 Maret 2020.
Presiden Amerika Serikat Donald Trump mendengarkan keterangan dari Direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular Anthony Fauci mengenai klorokuin, obat malaria yang dianggap bisa menyembuhkan virus corona, di Gedung Putih, Washington, pada 20 Maret 2020. (AFP/GETTY IMAGES NORTH AMERICA/ALEX WONG)

Pekan lalu dalam sebuah pernyataan di situs web cek fakta Snopes, dr. Fauci menyangkal pernah mengancam Mikovits.

"Aku tidak tahu apa yang dia bicarakan," tulis Fauci. Baca juga: Ini Alasan Mengapa Orang Percaya pada Teori Konspirasi Virus Corona National Cancer Institute (NCI) merujuk penyelidikan tentang klaim Mikovits kepada National Institutes of Health, lembaga yang mengawasi penelitian dan pelatihan kanker NCI.

Akui Hancurkan Sampel Virus Corona di Awal Wabah, China Tetap Bantah Tuduhan AS Soal Covid-19

Fauci bergabung dengan National Institutes of Health (NIH) sebagai rekanan klinis pada tahun 1968, dan diangkat sebagai direktur Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular di NIH pada 1984. "Institut Kesehatan Nasional dan Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular (NIH dan NIAID) fokus pada penelitian kritis yang bertujuan mengakhiri pandemi COVID-19 dan mencegah kematian lebih lanjut.

Kami tidak goyah dalam taktik beberapa orang yang berusaha menggagalkan upaya kami," tulis agensi dalam keterangannya.

Di mata para ilmuwan, kredibilitas Mikovits tak lagi bisa dipercaya. Ini bermula pada 2009, ketika penelitiannya yang terbit di jurnal Science ditarik.

Saat itu, Mikovits mengklaim bahwa retrovirus tikus menyebabkan sindrom kelelahan kronis. Tulisan Mikovits ini memunculkan kontroversi di kalangan ilmuwan.

Mikovits juag kehilangan pekerjaan di Institute Whittemore Peterson (WPI) sebagai direktur penelitian karenanya.

Beberapa bulan setelah itu, Mikovits dipenjara lantaran menyebarkan dokumen rahasia milik perusahaan tempatnya bekerja.

Hukuman ini tidak berlangsung lama karena alasan kesalahan teknis. Sejak saat itu, Mikovits terus menebar teori konspirasi, termasuk soal COVID-19.

Halaman
123
Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved