Pemda DIY Didesak Perbanyak Rapid Test di Pasar dan Pusat-pusat Keramaian Lainnya

Upaya memutus mata rantai penyebaran Covid-19 di wilayah DIY harus dilakukan dengan cepat dan metode yang tepat.

Penulis: Kurniatul Hidayah | Editor: Muhammad Fatoni
Dok Humas Pemkab Sleman
Masyarakat Sleman yang merupakan pengunjung indogrosir melakukan rapid test massal hari kedua , Rabu (13/5/2020). 

Ia menambahkan, saat ini telah ada tiga lab yang sudah beroperasi untuk memeriksa sampel Covid-19.

Dari sisi ketersediaan Sumber Daya Manusia (SDM), diakuinya tidak ada masalah.

"Kemarin sempat DIY membackup Jateng karena Jateng beberapa lab turun. Itu yang bikin kapasitas lab harus bagi-bagi. Sementara itu, untuk RDT sedang pengadaan lewat BTT dan kita usulkan ke pusat mengajukan 54.000 RDT," bebernya.

Rapid Test Acak

Sementara itu, Pemerintah Kota (Pemkot) Yogyakarta berencana akan melakukan rapid tes secara acak di sejumlah tempat publik.

Hal itu disampaikan oleh Ketua Gugus Tugas Penanganan COVID-19 Kota Yogyakarta, Heroe Poerwadi.

Ia mengatakan yang menjadi sasaran rapid tes massal adalah tempat-tempat publik yang saat ini masih ramai dikunjungi masyarakat, seperti pasar tradisional, kafe, restoran, dan lain-lain.

"Secepatnya (waktu rapid tes acak), yang pasti adalah tempat publik. Tidak semuanya kita rapid tes, kita ambil sampel saja,"katanya saat ditemui wartawan di Balai Kota Yogyakarta, Jumat (15/05/2020).

Warga Tegalrejo yang mengunjungi Indogrosir pada periode 19 April hingga 4 Mei menjalani rapid tes di Puskemas Pembantu Tegalrejo, Selasa (12/05/2020)
Warga Tegalrejo yang mengunjungi Indogrosir pada periode 19 April hingga 4 Mei menjalani rapid tes di Puskemas Pembantu Tegalrejo, Selasa (12/05/2020) (Dokumentasi Pemkot Yogyakarta)

Ia menerangkan tujuan rapid tes acak tersebut adalah untuk melihat sebaran COVID-19 di Kota Yogyakarta, terutama sebaran klaster gereja dan klaster Indogrosir.

Sebab dua klaster tersebut perlu mendapat pencermatan.

Selain untuk melihat peta sebaran COVID-19, rapid tes acak juga bertujuan untuk melihat potensi transmisi lokal di area publik.

"Kemarin kita sudah rapid tes pengunjung indogrosir, dari 236 warga kota yang sudah rapid tes, hanya ada enam yang reaktif. Tetapi kita harus pastikan lagi. Kalau misal hasilnya (rapid tes acak) cenderung reaktif dan banyak positif, maka kita perlu mewaspadai adanya transmisi lokal di area publik," terangnya.

"Kalau seperti itu, berarti kan protokol Korona harus diketatkan lagi, harus disiplin sosial, dan kita juga harus lebih tegas. Tetapi kalau hasilnya negatif, paling tidak kita cenderung lebih aman (dari transmisi lokal)," sambungnya.

Hasil Rapid Test Massal Pengunjung Indogrosir di Sleman, Total Ada 52 Orang Dinyatakan Reaktif

Kata Ahli Soal Kebijakan Wajib Pakai Masker di Wilayah Daerah Istimewa Yogyakarta

Pihaknya telah menginstruksikan kepada Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta dan melakukan konsolidasi agar rapid tes bisa terlaksana secepatnya.

Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta memiliki empat tim yang memiliki ketugasan masing-masing.

Mulai dari tracing klaster gereja dan indogrosir, hingga melakukan pemetaan sebaran COVID-19.

"Sedang kita konsolidasikan, siapa yang nanti menjadi sasaran. Apalagi masih ada klaster Indogrosir yang masih rapid tes ulang, mana saja puskesmasnya. Sekarang sedang kita susun. Secepatnya (pelaksanaan rapid tes cak di tempat publik),"ujarnya. 

(tribunjogja.com/kur/maw)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved