Kota Yogyakarta
Pemkot Yogya Gelar Operasi Pasar untuk yang Ketiga kalinya
Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menggelar operasi pasar gula pasir. Kali ini, Pemkot Yogyakarta menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan DI
Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Pemerintah Kota Yogyakarta kembali menggelar operasi pasar gula pasir.
Kali ini, Pemkot Yogyakarta menggandeng Dinas Perindustrian dan Perdagangan DIY dan pihak ketiga.
Wakil Walikota Yogyakarta, Heroe Poerwadi menilai kebutuhan masyarakat akan gula pasir tinggi.
Hal itu dibuktikan dengan operasi gula pasir yang selalu terserap habis.
"Sampai saat ini kita sudah operasi 5,5 ton gula pasir. Kita serahkan ke LPMK untuk dibagikan, dan semakin banyak. Artinya masyarakat masih butuh, dan 5,5 ton yang sudah terserap habis,"katanya, Jumat (15/05/2020).
• Pemkot Yogyakarta Bakal Gelar Rapid Test Secara Acak di Pasar Tradisional, Restoran hingga Kafe
Selain mengadakan operasi pasar gula pasir, Pemkot Yogyakarta juga akan menggelar operasi pasar sembako.
Ia berharap dengan adanya operasi pasar, warga Kota Yogyakarta dapat menikmati harga kebutuhan pokok yang lebih murah.
"Operasi pasar atau pasar murah ini akan kita lakukan kontinu. Apalagi masyarakat juga sudah mendapat bantuan sosial tunai (BST). Bantuan bisa digunakan untuk membeli kebutuhan pokok dengan harga yang murah,"terangnya.
Sementara itu, Kabid Perdagangan Dalam Negeri Disperindag DIY, Yanto Aprianto menambahkan upaya operasi pasar terus dilakukan, baik di pasar hingga langsung ke konsumen.
"Harga gula pasir memang masih tinggi. Makanya kita lakukan operasi pasar agar masyarakat bisa harga gula Rp12.500. kita sudah menggelontorkan ke konsumen 35 ton. Kita operasi di Pasar Beringharjo, Pasar Demangan, Pasar Kranggan, juga kabupaten/kota," tambahnya.
• UPDATE Terkini 15 Mei: Rincian Jumlah Kasus Virus Corona, Pasien Sembuh dan Meninggal di 34 Provinsi
Ia menduga harga gula pasir masih tinggi disebabkan oleh terbatasnya akses distribusi dari produsen.
"Sudah 160ribu ton masuk ke Indonesia. Kebutuhan memang tinggi, jadi banyak antrian, antrian bisa 5 hari. Kita sudah impor gula pasir, karena memang banyak yang lockdown jadi ya agak tertahan,"sambungnya.
Ia memperkirakan bulan Juni harga gula pasir sudah mulai turun. Sebab masa giling juga akan dimulai pada bulan Juni.(TRIBUNJOGJA.COM)