Yogyakarta

Data Penerima Bansos Covid-19 Perlu Diperbarui

Dosen Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan Fisipol UGM, Hempri Suyatna menyebut akar masalah dari permasalahan tersebut berada pada validasi data.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
ilustrasi 

Jika ada program yang tidak efektif maka lebih baik dananya dialokasikan untuk yang lain.

Sebagai contoh, ia merujuk kartu pra prakerja yang beberapa program pelatihannya tidak efektif, seperti pelatihan memancing dan pelatihan menjadi youtuber pemula.

“Lebih baik dana Rp5,6 triliun dari program itu disalurkan untuk ke program bansos melihat banyak warga terdampak yang belum menerima bantuan,” ujarnya.

Terakhir, Hempri mengajak masyarakat untuk mengawasi bersama pelaksanaan distribusi bansos.

Hal itu untuk menghidari adanya politisasi bansos dan kasus salah sasaran seperti yang dijelaskan sebelumnya.

“Beberapa contoh positif, ada warga yang dengan sadar mengembalikan dana BLT karena merasa tidak tepat untuk menerimanya. Kesadaran semacam itu patut diapresiasi dan diteladani kita dalam kondisi seperti ini,” katanya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved