Presiden Madagaskar Tersinggung Jamu Covid-nya Diremehkan, Karena Ditemukan di Afrika, Bukan Eropa

Senin (11/5/2020) Presiden Madagaskar Andry Rajoelina menuding Barat telah merendahkan pengobatan trasidional Afrika, terkait permintaan menguji jamu

Editor: Joko Widiyarso
(AFP/RIJASOLO)
Sebotol Covid Organics, teh herbal, yang digembar-gemborkan oleh Presiden Madagaskar Andry Rajoelina sebagai obat kuat melawan virus corona, yang diberikan kepada setiap siswa dan mendorong mereka untuk meminumnya sebelum dimulainya kelas terlihat di meja siswa. Lokasi: JJ Rabearivelo High School di pusat kota Antananarivo pada 23 April 2020. 

Minuman itu disebut Covid Organics, diproduksi dari artemisia, sebuah tanaman yang berkhasiat dan terbukti dalam pengobatan Malaria serta campuran ramuan asli lainnya menurut IMRA.

Cerita Sandra Dewi Nangis Sampai Matanya Bengkak Gara-gara Nonton Drakor Ini

Namun, minuman ini belum dijamin keamanan dan keefektivitasannya secara internasional.

Selain itu, belum ada data dari uji coba yang dipublikasikan dalam evaluasi karya ilmiah yang dilakukan orang lain terhadap minuman itu.

Sampel Covid Organics atau CVO, dipajang di Antananarivo pada 20 April 2020. Covid Organics atau CVO diproduksi oleh Malagasy Institute of Applied Research (IMRA) yang dibuat dari Artemisia dan diduga membantu mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus corona.
Sampel Covid Organics atau CVO, dipajang di Antananarivo pada 20 April 2020. Covid Organics atau CVO diproduksi oleh Malagasy Institute of Applied Research (IMRA) yang dibuat dari Artemisia dan diduga membantu mencegah infeksi yang disebabkan oleh virus corona. (AFP/RIJASOLO)

Para ilmuwan mainstream telah memperingatkan potensi risiko dari minuman herbal yang belum diuji.

Rajoelina mengesampingkan pertimbangan keberatan semacam itu dan mengatakan ramuan itu ditawarkan kepada anak-anak sekolah, karena tugasnya adalah "melindungi orang-orang Malagasi".

"Covid-Organics akan digunakan sebagai profilaksis, yaitu untuk pencegahan, tetapi pengamatan klinis telah menunjukkan kecenderungan efektivitasnya dalam pengobatan (bersifat) kuratif (menyembuhkan)," kata Dr Charles Andrianjara, Direktur Jenderal IMRA.

Polsek Mergangsan Selidiki Penyebab Kebakaran di Jalan Bintaran

Pulau besar di Samudra Hindia itu sejauh ini mendeteksi adanya 121 kasus infeksi virus corona dan tidak ada korban jiwa.

Pandemi telah memicu desakan untuk menciptakan formula herbal, lemon dan jahe dengan keyakinan bahwa mereka dapat melindungi manusia dari penularan virus.

Badan Kesehatan Dunia (WHO), yang memiliki orang-orang untuk memantau tentang penyembuhan menggunakan obat untuk Covid-19, tidak menghadiri acara tersebut.

Pusat Pengendalian Penyakit Amerika Serikat (CDC) juga berpendapat tentang klaim pengobatan herbal atau teh.

"Tidak ada bukti ilmiah bahwa pengobatan alternatif ini dapat mencegah atau pun menyembuhkan penyakit yang disebabkan oleh Covid-19. Bahkan, beberapa dari mereka mungkin tidak aman untuk dikonsumsi. "

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Diminta Menguji Jamu Covid-19 Temuannya, Presiden Madagaskar Merasa Diremehkan"

Sumber: Kompas.com
Halaman 2/2
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved