Bantul
Kasus DBD di Bantul Capai 726 Kasus, Kasus Tertinggi Ada di Kecamatan Bantul, Sewon dan Piyungan
Kecamatan Bantul menjadi urutan pertama dengan jumlah 86 kasus, lalu Sewon 73 kasus dan Piyungan 70 kasus.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Dinas Kesehatan Kabupaten Bantul mencatat, berdasarkan surat keterangan dini rumah sakit (KDRS), kasus Demam Berdarah Dengue (DBD) hingga akhir April sudah ada 726 kasus.
Jumlah kasus akibat gigitan nyamuk aedes aegypti ini mengalami peningkatan signifikan dibandingkan bulan sebelumnya yang masih berada di angka 416 kasus.
Kepala Bidang Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Dinas Kesehatan Bantul, dr Sri Wahyu Joko Santoso mengatakan saat ini ada tiga kecamatan yang memiliki jumlah kasus DBD tertinggi yaitu Kecamatan Bantul, Sewon dan Piyungan.
• Selain Covid-19, Pemkab Bantul Ingatkan Warga Terkait Ancaman DBD
Kecamatan Bantul menjadi urutan pertama dengan jumlah 86 kasus, lalu Sewon 73 kasus dan Piyungan 70 kasus.
"Belum ada laporan kasus kematian," kata dia.
Pria yang biasa disapa Oki itu berharap, meski di tengah wabah Corona Virus Disease atau covid, masyarakat tetap melakukan pemantauan dan pemberantasan tempat-tempat perindukan nyamuk.
Melakukan langkah 3 M yaitu menguras tempat-tempat yang menjadi perindukan nyamuk.
Selanjutnya, menutup rapat-rapat tempat penampungan air.
Lalu, memanfaatkan kembali limbah barang bekas yang berpotensi menjadi tempat perkembangbiakan nyamuk (daur ulang).
• COVID-19 di Yogya : Jumlah yang Sembuh Nyaris 9 Kali Lipat Lebih Banyak dari yang Meninggal
Selain itu, Oki juga meminta masyarakat tetap jaga jarak aman dalam berinteraksi dengan sesama.
Selalu menggunakan masker apabila berada di luar rumah, mencuci tangan memakai sabun setelah berkegiatan, sebelum dan setelah makan.
Ia juga mengimbau masyarakat untuk mematuhi anjuran pemerintah agar tidak mudik dan bepergian keluar kota.
Kemudian, "selalu pantau kesehatan diri sendiri dan keluarga," ucap dia. (TRIBUNJOGJA.COM)