Wabah Corona
'Shadaqah Sayur' Para 'Santri Lomo' di Magelang, Sedekah Sayur untuk Warga Terdampak Corona
Situasi pandemi yang tak kunjung reda mendorong berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Magelang berbagi kepada sesama.
Penulis: Rendika Ferri K | Editor: Ari Nugroho
Laporan Reporter Tribun Jogja, Rendika Ferri K
TRIBUNJOGJA.COM, MAGELANG - Situasi pandemi yang tak kunjung reda mendorong berbagai elemen masyarakat di Kabupaten Magelang berbagi kepada sesama.
Seperti yang dilakukan Santri Lomo, komunitas di Kabupaten Magelang yang menggelar Shadaqoh Sayur untuk warga yang membutuhkan.
“Kami tinggal di pegunungan, dimana kami mayoritas itu profesinya petani. Jadi lebih mudah mengumpulkan sayur daripada yang lain. Awalnya kita kumpulkan sayur-sayur dan berpikir untuk membuat wadah masyarakat supaya sayur yang diterima lebih banyak dan dibagikan ke lebih banyak orang yang membutuhkan,” kata Koordinator Santri Lomo, Giyanto, Minggu (10/5/2020).
Santri Lomo, meski namanya santri, tetapi mereka adalah komunitas dari 25 warga Dusun Tanggulangin, Desa Pandean, Kecamatan Ngablak, Kabupaten Magelang. Lomo atau dalam Bahasa Jawa 'Loma' berarti dermawan.
• Aksi Dukungan Moral dari Elemen Masyarakat Kabupaten Magelang untuk Tenaga Kesehatan
Mereka tinggal di dusun di ketinggian 1250 mdpl, tepat di lereng Gunung Telomoyo.
Sebanyak 225 kepala keluarga (KK) di sana bekerja sebagai petani sayuran.
Warga pun mendonasikan sayur mayur hasil mereka bagi warga yang terdampak pandemi.
Santri Lomo pun bergerak mengumpulkan sayur mayur dari warga yang bershodaqoh dan hasilnya dibagikan kepada warga yang membutuhkan.
Donasi sayur dibuka mulai hari Kamis, dan dibagikan pada Jumat.
“Setiap Kamis, warga secara bergantian yang datang mendonasikan sayur mayurnya hasil panennnya. Mereka datang dengan membawa karung berisi sayuran. Selain itu, pihaknya juga menerima donasi dalam bentuk sembako dan lainnya," tutur Giyanto.
• Unik! Seniman di Magelang Melukis Lukisan Pakai Empon-empon
Sayuran yang di-sodaqohkan adalah kubis, sawi, tomat, cabai, buncis, lonjang dan seledri.
Sayuran dibungkus plastik dan dipaket-paket sebanyak 400-600 paket dan dibagikan dengan dua kendaraan mobil.
Jenis sayuran tersebut diantarkan para petani. Kemudian, dipacking dalam bungkus plastik dibuat paket antara 400 sampai 600-an paket.
Kemudian, dalam membagikan mereka memakai dua mobil. Lokasi pembagian antara lain Salatiga, Grogol, Ambarawa, Kabupaten Magelang seperti di Muntilan, Candimulyo, Blondo, Mungkid dan Kota Magelang.
“Sayuran ini adalah hasil dari para petani. Warga pun sangat antusias, bahkan terkumpul kurang lebih 500 paket sayuran," kata Giyanto.
Komunitas Santri Lomo berdiri pada 5 Februari 2012 lalu. Mulanya, mereka membikin organisasi untuk jasa persewaan.
Persewaan seperti kompor gas, timbangan sayur, gelas, piring, dan lainnya.
Lama-lama, mereka pun bergerak di bidang sosial dan menggelar aksi sosial untuk membantu warga terdampak pandemi.
"Kami berpikir jangan hanya memikirkan dunia saja, tetapi juga bergerak di bidang sosial. Ada sedikit ada uang yang kami gunakan bakti sosial dan saat pandemi ini, kami membuat shadaqoh sayur untuk membantu warga yang membutuhkan,” pungkas Giyanto.(TRIBUNJOGJA.COM)