Data Sebaran Virus Corona di Indonesia Sabtu 9 Mei 2020 Pagi, Jumlah Pasien di 34 Provinsi
data terakhir pada Sabtu (9/5/2020) pukul 05.52 WIB ada sebanyak 13,112 kasus terkonfirmasi positif di Indonesia, 9,675 dalam perawatan,
Penulis: Tribun Jogja | Editor: Iwan Al Khasni
TRIBUNJOGJA.COM, Yogyakarta - Gugus Tugas Percepatan Penanganan COVID-19 di Indonesia merilis data perkembangan situasi penyebaran kasus virus corona di Indonesia.
Data terakhir pada Sabtu (9/5/2020) pukul 05.52 WIB ada sebanyak 13,112 kasus terkonfirmasi positif di Indonesia, 9,675 dalam perawatan, 2,494 berhasil sembuh dan 943 meninggal dunia.
Untuk sebaran kasus sembuh dari 34 Provinsi di Tanah Air, DKI Jakarta menjadi wilayah dengan sebaran pasien sembuh terbanyak yakni 745, disusul Sulawesi Selatan 251, Jawa Timur sebanyak 215, Bali 195, Jawa Barat 184, dan wilayah lain di Indonesia sehingga total mencapai 2.494 orang.
Kriteria pasien sembuh yang diakumulasikan tersebut adalah berdasarkan hasil uji laboratorium selama dua kali dan ketika pasien tidak ada lagi keluhan klinis
Di sisi lain, jumlah kasus terkonfirmasi positif menjadi 13.112 setelah ada penambahan sebanyak 336 orang. Sedangkan jumlah kasus meninggal yang disebabkan COVID-19 bertambah menjadi 943 setelah ada penambagan sebanyak 13 orang.
Berikut sebaran kasus per provinsi di Indonesia :
DKI JAKARTA Jumlah Kasus : 4,955 (37.8%)
JAWA BARAT Jumlah Kasus : 1,404 (10.7%)
JAWA TIMUR Jumlah Kasus : 1,284 (9.8%)
JAWA TENGAH Jumlah Kasus : 933 (7.1%)
SULAWESI SELATAN Jumlah Kasus : 708 (5.4%)
BANTEN Jumlah Kasus : 505 (3.9%)
NUSA TENGGARA BARAT Jumlah Kasus : 312 (2.4%)
BALI Jumlah Kasus : 300 (2.3%)
SUMATERA BARAT Jumlah Kasus : 270 (2.1%)
PAPUA Jumlah Kasus : 265 (2.0%)
• Kisah ABK Kapal Pesiar Asal Bantul Menunggu 18 Hari untuk Menepi, Berputar-putar di Lautan
KALIMANTAN SELATAN Jumlah Kasus : 246 (1.9%)
SUMATERA SELATAN Jumlah Kasus : 227 (1.7%)
KALIMANTAN TIMUR Jumlah Kasus : 209 (1.6%)
KALIMANTAN TENGAH Jumlah Kasus : 188 (1.4%)
SUMATERA UTARA Jumlah Kasus : 157 (1.2%)
DAERAH ISTIMEWA YOGYAKARTA Jumlah Kasus : 143 (1.1%)
• Jumlah Pasien Virus Corona Indonesia Dibandingkan Negara Lain, Malaysia 51, USA 1, Inggris 4
KALIMANTAN UTARA Jumlah Kasus : 131 (1.0%)
KEPULAUAN RIAU Jumlah Kasus : 100 (0.8%)
KALIMANTAN BARAT Jumlah Kasus : 95 (0.7%)
SULAWESI TENGAH Jumlah Kasus : 75 (0.6%)
SULAWESI TENGGARA Jumlah Kasus : 70 (0.5%)
RIAU Jumlah Kasus : 69 (0.5%)
LAMPUNG Jumlah Kasus : 66 (0.5%)
SULAWESI BARAT Jumlah Kasus : 60 (0.5%)
PAPUA BARAT Jumlah Kasus : 53 (0.4%)
MALUKU UTARA Jumlah Kasus : 50 (0.4%)
JAMBI Jumlah Kasus : 47 (0.4%)
SULAWESI UTARA Jumlah Kasus : 47 (0.4%)
MALUKU Jumlah Kasus : 32 (0.2%)
KEPULAUAN BANGKA BELITUNG Jumlah Kasus : 28 (0.2%)
GORONTALO Jumlah Kasus : 19 (0.1%)
ACEH Jumlah Kasus : 17 (0.1%)
BENGKULU Jumlah Kasus : 14 (0.1%)
NUSA TENGGARA TIMUR Jumlah Kasus : 12 (0.1%).
Kasus di Yogyakarta
Sekda DIY Kadarmanta Baskara Aji menyikapi eskalasi 15 kasus positif di DIY per 8 Mei 2020 dengan melakukan perluasan rapid test massal di DIY.
Ia mengatakan bahwa kabupaten/kota sudah diminta untuk melakukan rapid test massal sehingga selanjutnya bisa diketahui hasil dari tracing contact yang menjalani rapid test tersebut.
"Mudah-mudahan nanti begitu sudah bisa dilakukan tracing atau satu per satu nanti hasilnya bisa jadi bahan pengambilan keputusan gubernur dan gugus tugas," ujarnya ditemui di Kompleks Kepatihan, Jumat (8/5/2020).
Terkait kemungkinan PSBB, Aji menjelaskan hal tersebut tidak bisa serta merta diputuskan. Pasalnya diperlukan pertimbangan terhadap proses persebarannya, transmisi lokal, keadaan ekonomi, dan seterusnya.
"Tapi yang namanya PSBB, peningkatan status menjadi PSBB yang paling penting tetep sama. Masyarakat berada di rumah tidak ke mana-mana," ujarnya.
Ia menegaskan, bahwa target ke depan tidak selalu menyoal PSBB, opsi lain disebutkan Aji adalah melakukan rapid test massal lanjutan di berbagai tempat.
"Lalu kita ubah pola kita untuk penanganan di rumah sakit. Lalu karantina mandiri kita evaluasi juga apakah karantina mandiri yang di desa-desa, di rumah-rumah sudah efektif belum. Kalau belum, perlu kita pikirkan setiap RW, setiap desa, setiap dusun, punya tempat karantina khusus agar pengawasan lebih mudah karena sekarang sudah ada kecenderungan penularan dalam satu keluarga itu artinya isolasi khusus di rumahnya belum efektif," terangnya.
Aji menuturkan, Gubernur DIY telah memerintahkan Satpol-PP, Dinas Perhubungan, dan TNI/Polri untuk melakukan pengawasan lebih ketat terhadap kerumunan.
"Satu dua orang, lima orang sudah kita minta untuk tidak (berkerumun). Kalau kita lihat di DIY, ada kecenderungan eskalasi orang di jalan dalam rangka pada saat jam-jam bekerja, tetapi di jam-jam yang lain masyarakat sudah banyak untuk tidak berkumpul. Justru yang harus kita waspadai pasar-pasar, tempat-tempat perbelanjaan, karena orang kepentingan di situ dalam rangka membeli kebutuhan sehari-hari," pungkasnya. ( Tribunjogja.com | Kur | Iwe )