Wabah Corona
Pandemi Covid-19 Bisa Menjadi Momen untuk Merajut Kebersamaan dan Toleransi
Peneliti Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) UGM Samsul Maarif mengungkapkan masa pandemi Covid-19 ini bisa menjadi momen untuk mer
Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Peneliti Center for Religious and Cross-cultural Studies (CRCS) UGM Samsul Maarif mengungkapkan masa pandemi Covid-19 ini bisa menjadi momen untuk merajut kebersamaan, toleransi, tolong menolong antar umat lintas agama dan kepercayaan.
Di masa covid ini, kata dia, juga banyak drama yang mewarnainya, sehingga peran lintas agama menjadi sangat krusial.
Isolasi diri, jaga jarak, lockdown, PSBB dan berbagai strategi penanganan Covid-19 berpotensi dipahami bertentangan dengan ajaran agama.
"Faktanya sudah dan masih kita saksikan. Strategi penanganan Covid-19 yang telah menjadi kebijakan wajib mendapatkan dukungan dari pemeluk lintas agama," katanya dalam keterangan tertulisnya, Kamis (7/5/2020).
Menurutnya, pemeluk agama wajib berdialog dan bersinergi tidak hanya dengan sesama pemeluk agama tetapi juga dengan pengambil kebijakan, ilmuan dan semua komponen masyarakat.
• Banyak Warga Terinfeksi Covid-19 Meskipun Tinggal di Rumah, Gubernur New York Syok
Dalam drama Covid-19, pemahaman agama tidak lagi tepat dipertentangkan.
"Ia tidak harus diintegrasikan, tetapi penting didialogkan," katanya.
Ia menyampaikan, meski tidak semua, tetapi banyak tokoh lintas agama telah memainkan peran dialogis dan kolaborasi tersebut.
"Mereka tampil meyakinkan dalam menjelaskan dukungan pada kebijakan penanganan Covid-19 sebagai bagian dari sikap keberagamaan, atau paling tidak, tidak bertentangan dengan ajaran agama," ujarnya
Ia juga melihat bagaimana peran lintas agama ini telah bermunculan dan saling tolong menolong.
Meski di sisi lain di masa pandemi Covid-19 ini, memungkinkan kelompok minoritas dapat semakin termarjinalkan.
• Pemkot Yogyakarta Lebih Selektif, Tidak Semua Warga Bisa Jalani Rapid Test
“Situasi tersebut perlu diantisipasi. Antisipasinya harus dimulai dari perspektif bahwa kita semua setara. Setiap warga memiliki hak yang sama. Perspektif tersebut harus menjadi basis sikap yang bentuknya toleransi,” katanya.
Diharapkan peran lintas agama dapat menjangkau kelompok-kelompok minoritas yang rentan.
Menurutnya sebagai individu mereka juga berhak mendapatkan layanan dan bantuan.
"Dengan menggandeng kelompok minoritas tersebut dapat semakin meringankan beban menghadapi Covid-19 ini," ungkapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)
:quality(30):format(webp):focal(0.5x0.5:0.5x0.5)/jogja/foto/bank/originals/4-warganya-terpapar-covid-19-pemkab-bantul-ada-kemungkinan-transmisi-lokal.jpg)