Kisah Warga Gunungkidul yang Relakan Rumahnya Dijadikan Tempat Isolasi Bagi Pemudik, "Kulo Ikhlas"
Ngadiyem merelakan rumahnya yang ada di Budur RT5, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, sebagai tempat isolasi.
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Seorang warga Panggang, Gunungkidul, merelakan rumahnya untuk dijadikan tempat isolasi bagi para pemudik.
Prihatin dengan kondisi yang ada sekarang, menjadi alasan Ngadiyem, merelakan rumahnya yang ada di Budur RT5, Giriharjo, Panggang, Gunungkidul, sebagai tempat isolasi.
Ia pun tak meminta biaya listrik maupun biaya lainnya terkait penggunaan rumahnya sebagai tempat isolasi.
Rumah Ngadiyem direlakan sebagai tempat isolasi bagi pemudik maupun Orang Dalam Pemantauan (ODP).
"Kulo ikhlas, bagi pemudik kulo sumanggakaken (saya iklas, bagi pemudik saya persilakan)," kata Ngadiyem kepada Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi, Selasa (6/5/2020).
• Dua Hari Dicari, Korban Hanyut di Sungai Progo Akhirnya Ditemukan
• UPDATE Virus Corona Global 7 Mei 2020, Daftar 20 Negara dengan Angka Kasus Tertinggi di Dunia
Rumah yang disumbangkan ini sebenarnya setiap hari ditinggali, namun dirinya masih memiliki rumah lainnya untuk ditinggali bersama keluarga.
Alasannya dirinya merelakan rumahnya ini karena merasa prihatin dengan kondisi saat ini, banyak pemudik yang datang.
Di rumah yang digunakan isolasi ini ada dua kamar tidur, satu ruang tamu, dan kamar mandi.
Untuk kasur dan peralatan tidur sudah ada, dan jika memerlukan tambahan alas tidur pun dirinya berjanji akan menyediakan.
"Semua gratis, listrik dan air juga ada tinggal pakai saja. Saya iklas semuanya," ucap Ngadiyem.
Salah seorang tokoh pemuda Kecamatan Panggang, Rino Caroko, mengaku mendukung langkah Ngadiyem, dan bersama masyarakat lainnya akan berupaya membantu jika nantinya rumah itu digunakan sebagai lokasi isolasi bagi pemudik.
"Kami mendukung, dan berupaya saling membantu," ucap Rino.

Jadi Inspirasi
Wakil Bupati Gunungkidul, Immawan Wahyudi, mengatakan pihaknya mengapresiasi keiklasan Ngadiyem, tidak sebatas merelakan rumahnya, tetapi keberaniannya menyediakan tempat tinggal bagi ODP ataupun rapid test reaktif.
Namun demikian, untuk kedua hal itu pihaknya belum bisa memastikan rumah itu akan dipakai atau tidak.
"Keberaniannya itu lho yang saya hargai. Tadi bilang kalau ada yang sakit saya menjauh tidak apa-apa," ucap Immawan.
Menurut dia, dengan keiklasan ini diharapkan bisa menginspirasi desa atau dusun yang lain untuk menyediakan lokasi isolasi.
Titik isolasi mandiri
Di Gunungkidul sudah ada beberapa titik yang melakukan isolasi mandiri, dan hal itu didukung oleh warga sekitar.
Tidak ada warga yang menjauh ataupun mengucilkan keluarga yang melakukan isolasi.
• UPDATE Virus Corona di Indonesia hingga Kamis 7 Mei 2020, Daftar Rinci Sebaran Kasus di 34 Provinsi
• Pemkab Sleman Siap Lakukan Tes Cepat Massal Pengunjung Supermarket
Seperti di Desa Karangasem, Paliyan, dan Desa Selang, Kecamatan Wonosari.
"Itu bagus, menginspirasi dusun atau desa lain," kata Immawan.
Kepala Dinas Komunikasi dan Informatika Gunungkidul Kelik Yuniantoro mengatakan hingga saat ini sudah ada 12.168 orang yang datang paling banyak Semin 1.125 orang dan Playen 1041 orang.
Pihaknya menggunakan Sistem Informasi Desa untuk memantau pergerakan pemudik.
Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Kisah Ngadiyem Relakan Rumahnya untuk Isolasi Pemudik"