Mutiara Ramadhan
Puasa Untuk Bangsa, Masyarakat dan Diri Sendiri
Dr KH Hilmy Muhammad MA : Puasa Untuk Bangsa, Masyarakat, dan Diri Sendiri
Kita digelapkan oleh pilihan yang fanatik sehingga lupa pada ikatan persaudaraan. Padahal, dalam perbedaan itu ada rahmat Allah SWT.
Islam mengajarkan lemah lembut (Q.S. 05: 54), kasih sayang (Q.S.48:29), rendah hati (Q.S.15:88), saling mengasihi dan tolong-menolong (Q.S.05: 2).
Semua sikap itu bisa kita tempa dalam diri masing-masing melalui puasa di bulan Ramadan ini.
Kehidupan personal
Kehidupan berbangsa dan bermasyarakat yang baik tidak akan tercapai jika kita enggan memperbaiki kehidupan personal.
Perbaikan itu bisa dilakukan kapan saja, tetapi Ramadan memberi nilai lebih kepada kita dan dapat dimanfaatkan sebagai suatu gerakan kebaikan.
Puasa dilakukan oleh orang-orang yang beriman, dan cirinya adalah selalu mencari rida Allah SWT.
Tidak perlu selalu diasumsikan sebagai sesuatu ibadah yang berorientasi pada akhirat, tetapi segala aktivitas sehari-hari dapat dijadikan media untuk meraih rida Allah SWT.
Bekerja diniatkan untuk menafkahi keluarga, belajar diniatkan untuk menuntut ilmu Allah Swt, bahkan tidur pun diniatkan untuk menghindari maksiat, dan seterusnya.
Setiap ibadah memiliki tujuan untuk kebaikan.Tetapi banyak ibadah yang keberhasilannya ditentukan justru setelahnya, meski dari sisi kewajiban telah gugur.
Pun demikian dengan puasa. Kita bisa mengukur diri, apakah kebaikan-kebaikan yang kita lakukan selama satu purnama ini akan kontinu di bulan-bulan berikutnya, atau hanya mengikuti tren religius masyarakat kita? (*)