Sleman

Petani Tetap Menanam untuk Ketersediaan Pangan dalam Pandemi Covid-19

Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, petani tetap dapat bercocok tanam dengan menerapkan physical distancings sehingga persediaan pangan di Sleman te

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Ari Nugroho
ist
Ilustrasi Jagung 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Sleman melakukan gerakan tanam di masa pandemi Covid-19.

Meski dalam kondisi pandemi Covid-19, petani tetap dapat bercocok tanam dengan menerapkan physical distancings sehingga persediaan pangan di Sleman tetap terjaga.

Kepala Dinas Pertanian, Pangan dan Perikanan (DP3) Sleman Heru Saptono gerakan tanam ini bertujuan untuk memotivasi petani, peternak maupun pembudidaya untuk tetap melakukan aktivitasnya.

"Kalau ini terhenti, dan bahan pangan kita tergantung dari luar maka harga kebutuhan pangan akan sangat mahal. Padahal kondisi iklim dan kondisi tanah memungkinan untuk tanam," ujarnya.

Pemerintah Pastikan Tak Ada Lonjakan Harga Pangan

Gerakan tanam di awal musim tanam ke dua bisa dilakukan tetapi dengan protokol kesehatan physical distancing.

Selain itu, ada pula petani yang bisa menggunakan rice transplanter atau mesin penanam padi.

Sehingga proses penanaman tidak banyak melibatkan masyarakat petani.

"Jadi prinsip SOP untuk Covid-19 kita lakukan tapi tetap bisa menanam," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa petani bisa menghasilkan, tapi jangan sampai dalam kondisi ini para petani tidak bisa memasarkan hasil panennnya.

Maka dari itu selain meningkatkan kualitas, kuantitas dan kontinyunitas pihak pemerintah juga berupaya untuk turut membantu petani dalam memasarkan hasil pertaniannya.

Sesuai SE Bupati Sleman, mewajibkan untuk ASN membeli beras Sleman yang diproduksi dari tiga gapoktan sleman, yakni di Sleman barat di gapoktan sidomulyo, Sleman tengah di gapoktan sinduharjo dan wilayah timur di jogotirto Berbah.

Beras Sleman saat ini bisa dikonsumsi oleh 14 ribu ASN di wilayah Sleman.

Galang Bantuan Pangan, Sat Brimob Polda DIY Operasikan Mobil Dapur Lapangan

Dan kedepan, pihaknya akan berinisiasi agar sekitar 5000 guru di wilayah Sleman turut membeli Beras Sleman.

"Dengan ini, hitung-hitungan saya ada Rp 500 juta jumlah uang beredar di tingkat gapoktan. Kunci untuk menggerakan ekonomi lokal, ya harus membeli produk lokal," ujarnya.

"Kalau margin keuntungan yang diambil adalah 10%, dan saya yakin pasti lebih, sudah ada Rp 50 juta margin keuntungan yang dinikmati oleh gapoktan," imbuhnya.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved