Sleman

Pemerintah Pastikan Tak Ada Lonjakan Harga Pangan

Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman melakukan pengecekan ke distributor-distributor untuk memastikan ketersediaan bahan pangan ba

Penulis: Santo Ari | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Sleman 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman melakukan pengecekan ke distributor-distributor untuk memastikan ketersediaan bahan pangan bagi masyarakat.

Dinas pun memastikan tidak ada lonjakan harga kebutuhan pangan menjelang Ramadan.

Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan (Disperindag) Sleman Mae Rusmi Suryaningsih mengatakan saat ini ketersediaan kebutuhan pangan masih cukup melimpah.

Bahkan untuk enam bulan ke depan ketersediaan beras masih mencukupi.

Pihaknya juga telah berkoordinasi dengan Dinas Pertanian dan distributor untuk ketersediaan stok bahan pangan.

Galang Bantuan Pangan, Sat Brimob Polda DIY Operasikan Mobil Dapur Lapangan

"Untuk telur, daging dan lain sebagainya dari Bulog pun juga sudah ada cadangan cukup sampai dengan nanti menjelang menjelang bulan Ramadhan bahkan sampai Lebaran," ungkapnya.

Ia mengungkapkan, harga-harga bahan pangan saat ini cenderung stabil. Bahkan ada beberapa komoditas yang harganya turun, seperti telur dan ayam.

Menurutnya, hal ini disebabkan karena kurangnya permintaan, terlebih hotel dan restoran tidak beropoerasi.

Namun ada juga bahan makanan yang harganya agak naik, yaitu tomat sayur. Ia menilai hal itu disebabkan karena kondisi hujan yang menyebabkan tomat cepat membusuk.

"Selain itu kedelai agak naik karena memang dollarnya cukup tinggi. Namun yang lainnya stabil dan bahkan cenderung beberapa turun, tapi untuk beras tetap stabil," paparnya.

Kronologi Warga Dua Desa di Sleman Harus Jalani Isolasi Mandiri dan Rapid Test

Sementara itu, terkait kelangkaan gula pasir beberapa waktu lalu, ia menjelaskan bahwa kini hal itu sudah teratasi setelah dibukanya impor gula.

Diharapkan harga yang kemarin sempat tinggi, yakni Rp 17.000 hingga Rp 18.000, akan turun di mana Harga Eceran Tertinggi (HET) yaitu Rp 12.500.

"Sesuai surat edaran gubernur, kabupaten kota diminta untuk berkoodinasi dengan distributor agar menjaga stok barang. Sebenarnya kalau kemudian masyarakat tidak panik untuk pembelian itu harga pasti stabil," ungkapnya.

Stabilnya harga beras diakui oleh penjual beras di Pasar Sleman Unit I, Sri Utami. Ia mengatakan, menjelang Ramadan untuk harga beras masih stabil.

Ia juga mengungkapkan, bahwa di awal bulan Ramadan biasanya pembeli agak berkurang, namun di tengah bulan Ramadan bisa meningkat drastis bahkan 100 kali lipat.

Namun demikian, dalam kondisi pandemi Covid-19 ini, Sri menjelaskan bahwa pembeli justru meningkat.

Apalagi untuk beras kemasan 2 kilogram.

"Banyak yang beli untuk keperluan sosial dibagi-bagikan. Tapi kalau situasi pasar memang relatif lebih sepi," ungkapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved