Yogyakarta

UGM Berdayakan Kelompok Wanita Tani Melalui Pendampingan Peternakan

Selama pendampingan, para anggota kelompok wanita tani dibekali keterampilan di bidang peternakan.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Ari Nugroho
Istimewa
Fakultas Petenakan UGM tergerak untuk memberdayakan kelompok wanita tani di beberapa wilayah di sekitar Yogyakarta melalui pendampingan di bidang peternakan. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak (NMT), Fakultas Petenakan UGM tergerak untuk memberdayakan kelompok wanita tani di beberapa wilayah di sekitar Yogyakarta melalui pendampingan di bidang peternakan.

Selama pendampingan, para anggota kelompok wanita tani dibekali keterampilan di bidang peternakan.

“Kami juga mengajarkan juga pengolahan susu, terutama di Kelompok Wanita daerah lereng Merapi,” ujar Kustantinah selaku koordinator program melalui keterangan tertulisnya pada Kamis (23/4/2020).

Meski saat ini tengah kondisi pandemi Covid-19, pihaknya terus berkomunikasi dengan anggota kelompok tani tersebut dan memberikan konsultasi kepada mereka lewat ponsel.

Peran Masyarakat Lawan Covid-19, Pakar UGM: Setiap Masyarakat Memiliki Multiposisi

Menurutnya anggota kelompok wanita tani merupakan ibu-ibu yang sudah biasa bertani dan memelihara ternak.

Kegiatan pemberdayaan tersebut dapat membantu para anggota meningkatkan kesejahteraannya.

Saat ini, Departemen Nutrisi dan Makanan Ternak (NMT) tidak mendampingi lagi semua kelompok wanita tersebut secara rutin karena telah secara mandiri mengelola ternak mereka.

Pada saat ini Kelompok Wanita Tani yang masih didampingi adalah kelompok wanita Gama Ngudi Lestari di Desa Gombang Kecamatan Playen dan Kelompok Wanita Gama Sumber Rejeki, di Desa Ngleri, Dusun Wonolagi, Kecamatan Playen, di Kabupaten Gunungkidul, demikian juga kelompok wanita Gama Turgo Lestari, di Desa Turgo, Kecamatan Pakem, Kabupaten Sleman.

Kelompok-kelompok tersebut antara lain Kelompok Wanita Tani Gama Sumber Rejeki di Desa Ngleri, Dusun Wonolagi, lokasinya adalah yang paling sulit dijangkau.

Suhu Udara di WIlayah DIY Cukup Terik, Ini Penjelasan BMKG

Kustantinah mengembangkan Kambing Kacang yang merupakan plasma nutfah di kelompok wanita Gama Sumber Rejeki, Dusun Wonolagi, Desa Ngleri.

Kambing kacang adalah kambing yang bentuk badannya kecil akan tetapi merupakan kambing asli Indonesia yang saat ini populasinya terutama di Pulau Jawa sudah sangat sedikit dan hanya dapat diperoleh atau dipelihara masyarakat di daerah Jawa Barat (Serang).

Melihat hal tersebut, Kustantinah dan staf Dosen Departemen NMT, Fapet UGM bertekad untuk mengembangkan Kambing Kacang yang merupakan plasma nutfah Indonesia berbasis kelompok wanita tani.

"Kegiatan ini sedang berlangsung dengan harapan apabila pengembangan ini berhasil maka sebagai model pengembangan ternak plasma nutfah Indonesia,” katanya.

Selain sebagai sarana pengabdian, pendampingan kelompok wanita tani juga digunakan sebagai sarana penelitian dan praktikum mahasiswa.

"Dengan demikian, mahasiswa menjadi tahu dan belajar kondisi peternakan di tingkat peternakan rakyat," ungkapnya.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved