Update Corona di DI Yogyakarta
Kronologi Warga Dua Desa di Sleman Harus Jalani Isolasi Mandiri dan Rapid Test
Ada dua kelompok warga di dua desa di wilayah Sleman yang menjalani rapid test dan sempat isolasi mandiri
Penulis: Santo Ari | Editor: Muhammad Fatoni
TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Sebanyak 87 warga dari 26 KK di Perumahan Kanisius, Dusun Jetis, Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Sleman harus menjalani isolasi mandiri.
Hal itu dikarenakan beberapa dari mereka sempat melakukan kontak dengan seorang pasien positif Covid-19 saat kegiatan kerja bakti.
Kepala Dusun Jetis, Wagiman, menjelaskan bahwa kejadian ini bermula ketika tanggal 5 April kemarin, ada kerja bakti yang diikuti 26 orang warga.
Salah satunya adalah seorang warga laki-laki berinisial L berumur 63 tahun.
Seusai melakukan kerja bakti, L merasa kurang sehat dan mengeluh sakit di perutnya.
• UPDATE 22 April 2020 : 2,5 Juta Orang di Dunia Positif Virus Corona, Hampir 700 Ribu Orang Sembuh
• BREAKING NEWS : Update Data Covid-19 Kota Yogya 21 April 2020, Pasien Positif COVID-19 Bertambah
Beberapa warga pun kemudian mengantarkan yang bersangkutan untuk pijat di daerah Minomartani, Ngaglik.
Namun, kondisi L tak kunjung membaik, dan oleh warga kemudian diantarkan ke RS Panti Rapih untuk dilakukan pemeriksaan lebih mendalam.
"Setelah pijat justru badannya semakin sakit, terus sore harinya ia diantar tetangganya diantar ke Panti Rapih. Setelah dicek kesehatan menderita COVID-19, saat ini yang bersangkutan masih dirawat di RS," jelas Wagiman, Selasa (21/4/2020).
Informasi bahwa L positif Covid-19 diterima pada 14 April 2020.
Setelah hal itu terungkap, maka warga pun melakukan isolasi mandiri.
Total ada 87 orang yang menjalani isolasi mandiri dari 26 KK.
Tak hanya melakukan isolasi mandiri, warga pun menjalani rapid test.
Ketua RW 67, Trihusada Wardana, menambahkan bahwa warga Perumahan Kanisius yang sempat melakukan kontak telah menjalani rapid test.
Sebanyak 29 warga itu adalah mereka yang melakukan kontak dengan pasien, yaitu baik yang bekerja bakti maupun yang mengantar pasien tersebut untuk diperiksa.
"Hasil rapid test yang pertama negatif. Besok pagi oleh Puskesmas Ngemplak akan dilakukan rapid test kedua dan semoga hasilnya negatif agar semua bisa kembali beraktivitas," harapnya.
Dalam kesempatan itu ia juga menjelaskan bahwa sebelum adanya pandemi Corona, L memang sering keluar-masuk rumah sakit karena riwayat sakit di perutnya.
Rapit Test di Wilayah Lain
Di lokasi lain, rapid test juga dilakukan oleh 38 warga Dusun Yapah, Desa Sukoharjo, Ngaglik.
Hal itu lantaran, ke-38 warga tersebut sempat menjenguh warga yang sakit, dan belakangan baru diketahui warga yang sakit tersebut positif Covid-19.
Kepala Dusun Yapah, Joni Pranata menjelaskan bahwa warga yang positif Covid-19 berjenis kelamin perempuan.
"Dinyatakan positif, kurang lebih seminggu yang lalu. Sudah dirawat, sudah dibawa ke rumah sakit sejak seminggu yang lalu," terangnya.
Ia mengungkapkan, pasien positif itu tidak memiliki riwayat perjalanan ke luar daerah.
Namun, yang bersangkutan memiliki riwayat penyakit diabetes dan sering keluar masuk rumah sakit.
• Ditlantas Polda DIY Siapkan Skema Pengamanan Larangan Mudik Lebaran 2020
• Mulai 24 April, DIY Tak Terima Pemudik dari Zona Merah Covid-19
Sebelum dinyatakan positif, pasien itu sempat masuk ke rumah sakit untuk kontrol. Selang beberapa hari muncul gejala COVID-19 berupa batuk.
Yang bersangkutan pun sempat mondok namun oleh rumah sakit diperbolehkan pulang. Setelah empat hari di rumah, yang bersangkutan baru dikabari kalau positif.
"Jadi sebelum dinyatakan positif sempat dijenguk oleh warga. Kemarin yang kontak sama pasien itu itu didata totalnya 38 orang," bebernya.
Joni menjelaskan bahwa hari ini, 38 warga yang sempat kontak dengan pasien positif Covid-19 telah menjalani rapid tes.
"Hasilnya ini tadi dari pihak Puskesmas secara umum tidak ada yang mengkhawatirkan tapi tetap masih dalam evaluasi dan pemantauan Puskesmas. Warga juga diminta isolasi di rumah selama 14 hari," ungkapnya.
Rencananya rapid test akan dilakukan dua kali. Dan untuk jadwal selanjutnya masih menunggu perkembangan dari Puskesmas.
Hasil Negatif
Terpisah, Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Sleman, Joko Hastaryo, membenarkan bahwa ada dua kelompok warga yang menjalani rapid test.
Untuk kasus di Dusun Jetis, Wedomartani, Kecamatan Ngemplak, Joko mengatakan bahwa saat ini warga menjalani isolasi mandiri dengan diawasi oleh Puskesmas Ngemplak II.
Ia menjelaskan, untuk rapid test pertama hasilnya negatif dan saat ini pihaknya masih menunggu hasil rapid test yang kedua.
Ia juga mengungkapkan bahwa pasien berinisial L diduga terpapar Covid-19 usai perjalanan dari zona merah.
"Kalau tidak salah yang bersangkutan pernah perjalanan ke Jakarta atau Bogor," terangnya.
• Profesor di Sumatera Selatan Klaim Temukan Antivirus Corona, Berupa Produk Gula
• Larangan Mudik, Pemda DIY Perketat Penjagaan
Sementara di Dusun Yapah, Desa Sukoharjo, Ngaglik juga dilakukan rapid test yang pertama.
Joko mengungkapkan pasien yang positif di dusun Yapah diduga terpapar Covid-19, setelah dijenguk oleh orang yang berasal dari luar daerah.
"Kebetulan waktu orang itu sakit, banyak warga yang menengok. Karena menengok kemudian dilakukan tracing dan setelah itu dilakukan rapid tes. Tapi tidak ada yang positif semua negatif," bebernya.
Lebih lanjut ia mengatakan, bahwa 38 warga Dusun Yapah itu akan menjalani rapid test yang kedua sekitar seminggu atau 10 hari kemudian.
"Jadi kalau tadi (rapid test pertama) 38 orang hasilnya negatif. Akan dipastikan di test yang kedua. Kalau ada yang positif akan langsung diperiksa swab di rumah sakit," urainya.
( santo ari/ tribunjogja.com )