Kisah Inspiratif
Ingat Kematian, Seniman Yogyakarta Dendangkan Puisi Sambil Siapkan Tanah Kuburnya Sendiri
Merits Hindra merayakan hari ulang tahunnya dengan membaca puisi di makam Seniman Girisapto, Imogiri, Bantul.
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
Tahun 1978, Meritz memilih hijrah ke Jakarta. Ia mengenyam pendidikan di LPKJ/IKJ Jurusan Teater.
Lalu mendirikan Sanggar Lakon bersama Hendra Cipta, dan Teater SS.
Wilayah yang digarap Meritz adalah seni peran dan sutradara.
• Kisah Seniman Difabel yang Setia Tekuni Kerajinan Barongsai di Kota Magelang
Tak heran, dia sering bermain sebagai aktor dan penyutradara.
Sebagai aktor, ia pernah terlibat dalam lakon-lakon terkenal, antara lain, di Bakhil (moliera), Obrok owok2 - Ebrek ewek2 (Danarto), dan Caligula (Albert Camus).
Dia juga pernah bermain di Abang Thamrin dari Betawi (Asrul Sani), Bawang Merah Bawang Bombay (Remmy Sylado), Bunga Semerah Darah (Ws Rendra) dan Republik Reptil (Radhar Panca Dahana).
Meritz merupakan sosok yang sudah banyak makan asam garam kesenian.
Selain sebagai aktor, dia juga menyutradarai lakon, di antaranya, Mega-Mega (Arifin C Noor), Pinangan (Anton Chekov) dan Malam Jahanam (Motinggo Busye).
Setelah sekian lama di Jakarta, tahun 2011, Meritz memutuskan pulang ke Yogyakarta.
Hingga saat ini, seniman dengan ciri khas rambut putihnya yang panjang itu aktif berkesenian di Kampung Edukasi Watu Lumbung, Parangtritis, Bantul. (TRIBUNJOGJA.COM)