Wabah Virus Corona

Gejala Baru Virus Corona Ditemukan Lagi, Kulit Terasa Mati Rasa

Gejala virus corona baru ini yakni mirip dengan radang dingin- rasa nyeri atau mati rasa pada kulit karena suhu yang terlalu dingin.

Editor: Rina Eviana
https://www.cdc.gov/
virus corona 

TRIBUNJOGJA.COM - Gejala Virus Corona kini kembali ditemukan. Setelah muncul gejala baru kulit kemerahan di kaki mirip campak, baru-baru ini muncul berita yang mengungkapkan, ilmuwan menemukan gejala baru virus corona.

Gejala virus corona baru ini yakni  mirip dengan radang dingin- rasa nyeri atau mati rasa pada kulit karena suhu yang terlalu dingin.

Ini berarti bahwa virus ini menyerang paru-paru dan organ lain yang terhubung dan relevan.

Virus Corona
Virus Corona (covid19.go.id)

Karena itu, gejala penyakit biasanya muncul sebagai batuk terus-menerus, sesak napas, demam, gejala mirip flu, dan sakit kepala.

Gejala-gejala tersebut sudah terbukti sebagai gejala COVID-19 dan bahkan telah menjadi tanda-tanda utama seseorang yang menderita penyakit ini.

Namun, gejala-gejala yang lebih baru terkait dengan virus corona juga semakin banyak yang muncul ketika para ilmuwan dan para ahli menyelami virus corona lebih dalam.

Salah satu gejala tambahan yang pertama kali muncul adalah hilangnya bau dan rasa, yang tampaknya terjadi karena virus corona mengacaukan sel-sel yang bertanggung jawab untuk bau dan rasa.

Gejala lain yang muncul adalah diare, karena ada laporan bahwa virus juga dapat ditransfer melalui metode fecal-oral, yang berasal dari tidak mencuci tangan setelah menggunakan kamar mandi.

Lalu ada juga gejala mata merah ringan.

Dan sekarang, gejala baru termasuk gatal-gatal, kulit merah yang menyakitkan dan sesuatu yang mirip dengan radang dingin, yang telah terlihat pada beberapa pasien positif COVID-19, demikian menurut Persatuan Dermatologi Nasional Perancis.

“Analisis dari banyak kasus yang dilaporkan ke SNDV (Syndicat national des dermatologues-vénéréologues) menunjukkan, bahwa manifestasi ini dapat dikaitkan dengan Virus Corona. Kami memperingatkan masyarakat dan tenaga medis untuk mendeteksi pasien yang berpotensi menular secepat mungkin, ”kata juru bicara dari SNDV.

WHO Beberkan Asal Virus Corona dan Buka Suara Soal Laboratorium Wuhan di China

Selain itu, CDC juga mendaftarkan "bibir atau wajah kebiruan" sebagai gejala tambahan.

“Demam, batuk dan sesak napas adalah gejala virus corona, yang mungkin muncul dua hingga 14 hari setelah paparan. Gejala lain termasuk kesulitan bernapas, nyeri atau tekanan yang terus-menerus di dada, kebingungan baru atau ketidakmampuan untuk menggerakkan, dan munculnya kebiruan di bibir atau wajah." 

Sebelumnya ahli juga mengungkap gejala baru COVID-19 dengan gejala kulit memerah. Dilaporkan juga ada temuan pasien terinfeksi Virus Corona yang menunjukkan adanya esi dermatologis kecil di kaki mereka.

Tanda-tanda seperti campak itu kebanyakan dialami oleh anak-anak dan remaja.
Dilaporkan, lesi di kaki muncul sebelum gejala Virus Corona lain muncul.

Hal ini mungkin bisa menjadi tanda awal timbulnya penyakit COVID-19.

Untuk diketahui, lesi kulit adalah jaringan kulit yang tumbuh abnormal, baik di permukaan maupun di bawah permukaan kulit.

"Temuan aneh ini telah dilaporkan dalam banyak kasus di beberapa negara, termasuk Italia, Perancis, dan Spanyol," menurut penyataan yang dikeluarkan oleh Dewan Umum Perguruan Tinggi Podiatris (dokter spesialis masalah kaki) di Spanyol.

Dilansir IFL Science, Jumat (17/4/2020), lesi berwarna keunguan mirip cacar air atau chilblains (peradangan di pembuluh darah kecil yang ada di sekitar jempol kaki) itu muncul di sekitar jari kaki dan sering sembuh tanpa meninggalkan bekas di kulit.

"Dewan Podiatris mendesak perguruan tinggi dan anggotanya untuk sangat waspada. Karena ini (lesi di kaki) mungkin merupakan tanda deteksi Covid-19 yang dapat membantu mencegah penyebaran," imbuh pernyataan dewan tersebut.

"Dewan Podiatris ingin mengingatkan para orangtua dan kemungkinan korban, mengingat sifat lesi yang jinak maka tanda ini harus dipantau. Termasuk munculnya gejala klinis lain yang merupakan karakteristik COVID-19, seperti batuk, demam, gangguan pernapasan, dan lainnya."

Dianggap Lalai Hingga Picu Wabah Covid-19, Sejumlah Negara Mulai Tuntut Ganti Rugi ke China

Federasi Podiatris Internasional mengungkap temuan ini dalam laporan kasus yang menggambarkan seorang bocah laki-laki berusia 13 tahun tiba-tiba memiliki lesi di kaki berdiameter antara 5-15 milimeter bulan lalu.

Dua hari kemudian, bocah itu mengalami demam, nyeri otot, sakit kepala, gatal-gatal hebat, serta muncul sensasi rasa terbakar di kaki yang berlangsung lebih dari seminggu, sebelum sembuh dengan sendirinya.

Dokter tidak dapat mengonfirmasi bahwa lesi di kaki dipicu oleh COVID-19 karena situasi darurat yang sedang dihadapi Italia saat ini.

Banyak pasien Covid-19 mengaku memiliki lesi keunguan di sekitar jari kaki sebelum gejala virus corona pada umumnya muncul.
Banyak pasien Covid-19 mengaku memiliki lesi keunguan di sekitar jari kaki sebelum gejala virus corona pada umumnya muncul. (General Council of Official Colleges of Podiatrists in Spain/IFL Science)

Namun, ada kemungkinan bocah itu tertular virus corona baru dari ibu dan saudara perempuannya yang dikonfirmasi COVID-19lebih dulu, sebelum lesi di kaki muncul.

Studi kecil sebelumnya di Italia juga menunjukkan bahwa sekitar satu dari lima pasien dengan COVID-19 mengalami manifestasi kulit, seperti kulit merah dan gatal-gatal.

Apa yang Harus Dilakukan Saat Tinggal Serumah dengan Orang Tanpa Gejala (OTG) Virus Corona?

Podiatris atau dokter spesialis masalah kaki mengatakan, penting untuk mempertimbangkan lesi di kaki sebagai gejala potensial dari COVID-19 sebelum yang lain berkembang.

Jika seseorang memiliki lesi dan tidak memiliki riwayat sengatan, luka bakar, atau trauma lainnya, dokter menyarankan untuk mengisolasi orang tersebut dalam karantina dan mengobati dengan kortikosteroid topikal--krim untuk mengobati masalah dermatitis, gatal, radang, bahkan pembengkakan.

"Lakukan konsultasi dengan profesional medis melalui jarak jauh dan kirimlah foto ke dokter. Jika mungkin, mintalah tes COVID-19. Hanya pergi ke rumah sakit jika ada keadaan darurat," saran para pakar.(Kompas.com)

Editor : Bestari Kumala Dewi

Sumber: Kompas.com
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved