Rayakan Hari Kartini di Tengah Pandemi, Ini Sederet Tradisi yang Bakal Dikangenin
Hari Kartini setiap tahunnya dirayakan dengan meriah dengan berbagai tradisi. Tapi tahun 2020 ini tampaknya akan menjadi berbeda karena pandemi.
Penulis: Fatimah Artayu Fitrazana | Editor: Iwan Al Khasni
Para siswa akan mengikuti upacara biasa, namun mengenakan pakaian adat. Setelah itu, biasanya dilanjutkan dengan parade.
Mengingat adanya larangan untuk berkumpul dan sekolah diliburkan, upacara mengenakan pakaian adat akan sulit dilakukan.

Tak hanya siswa, perkantoran juga beberapa ada yang mengadakan upacara. Meski tak mengenakan pakaian adat, pegawai wanita biasanya mengenakan kebaya.
3. Perlombaan unik
Di Yogyakarta, Desa Donoharjo, Ngaglik, Sleman ada lomba balap gerobak sapi yang rutin dilakukan setiap Hari Kartini.
Pesertanya adalah para wanita. Emak-emak ini akan bertanding dan jumlah pesertanya bisa hingga puluhan.
Selain itu, ada juga lomba olahraga yang pesertanya khusus wanita yang mengenakan kebaya.
Di Surabaya misalnya, ada pertandingan tenis dengan syarat pesertanya mengenakan kebaya.
4. Peragaan busana dan lomba busana nasional

Di beberapa tempat umum, misalnya mal, atau bahkan di tingkat dusun, kecamatan, mungkin juga di lapas, perayaan Hari Kartini tak jarang dirayakan dengan peragaan busana dan lomba busana nasional.
Kemeriahan dan keseruannya tidak bisa dihadirkan tahun ini karena tidak boleh ada kerumunan.
5. Pemandangan para wanita berkebaya di jalan-jalan umum
Hari Kartini dan kebaya seolah tak bisa dilepaskan. Beberapa perkantoran baik negeri maupun swasta, biasanya mempersilakan karyawan wanitanya untuk mengenakan kebaya ke kantor.
Otomatis, pemandangan ini sering dijumpai di jalan-jalan umum maupun transportasi umum.

Namun, mengingat sebagian besar sudah menerapkan work from home atau bekerja dari rumah, maka tradisi ini tidak akan semeriah sebelumnya.
Sebagai gantinya, mungkin para wanita bisa meramaikan media sosial masing-masing dengan mengunggah foto berkebaya untuk memperingati Hari Kartini.
Selain karyawati yang menggunakan kebaya, di beberapa kota besar, wanita-wanita berkebaya juga turun ke jalan untuk menyuarakan aspirasi mereka atau berbagi dengan sesama.
( Tribunjogja.com | Fatimah Artayu Fitrazana)