Rayakan Hari Kartini di Tengah Pandemi, Ini Sederet Tradisi yang Bakal Dikangenin

Hari Kartini setiap tahunnya dirayakan dengan meriah dengan berbagai tradisi. Tapi tahun 2020 ini tampaknya akan menjadi berbeda karena pandemi.

Penulis: Fatimah Artayu Fitrazana | Editor: Iwan Al Khasni
https://wow.tribunnews.com
Ayushita (kiri), Dian Sastrowardoyo (tengah), dan Acha Septriasa di film 'Kartini' (2017). 

TRIBUNJOGJA.COM - Hari Kartini selalu dirayakan setiap 21 April di Indonesia.

Namun, tahun ini tampaknya perayaan akan berbeda karena diperingati di tengah pandemi virus corona.

Hari Kartini diperingati untuk mengenang jasa Raden Ajeng Kartini, sang pahlawan emansipasi wanita.

Kartini memperjuangkan hak-hak wanita yang dianaktirikan, menjadi suatu pengakuan, di mana para wanita juga bisa turut mengusahakan dan berkontribusi pada sekitar dan negara, sama seperti laki-laki.

Perjuangannya inilah yang semangatnya selalu dikobarkan setiap 21 April.

Perayaan Hari Kartini di setiap wilayah memang berbeda-beda, namun apapun tradisinya, tahun 2020 ini tampaknya menjadi terbatas untuk dilakukan bersama.

RA Kartini
RA Kartini (www.aquila-style.com)

Pandemi virus corona yang membuat kita harus mengurangi aktivitas di luar rumah, dan tak bisa melihat atau menjalankan tradisi Hari Kartini seperti tahun-tahun sebelumnya.

Berikut ini Tribunjogja.com rangkumkan sederet tradisi di Hari Kartini yang akan dirindukan di tengah pandemi virus corona, dari berbagai sumber:

1. Parade pakaian adat

Ya, Hari Kartini memang biasanya diramaikan dengan parade atau pawai para siswa mengenakan pakaian adat nusantara,

Di sejumlah daerah, parade ini umum dilakukan di jalan-jalan sekitar sekolah atau tingkat kecamatan.

Peserta lomba mengayuh becak di acara mengayuh becak yang diselenggarakan KPK di Alkid, Solo, Sabtu (21/4/2018).
Peserta lomba mengayuh becak di acara mengayuh becak yang diselenggarakan KPK di Alkid, Solo, Sabtu (21/4/2018). (tribun jateng/ akbar hari mukti)

Para siswa akan berjalan bersama-sama mengenakan pakaian adat dari Sabang sampai Merauke sambil membawa bendera merah putih.

Jika paradenya di tingkat yang lebih luas, mungkin ada juga siswa yang sudah sedari subuh datang ke salon untuk didandani mengenakan pakaian adat yang disewakan.

2. Upacara

Upacara mengenakan pakaian adat ini memang tidak diselenggarakan semua sekolah, ada yang iya dan ada pula yang tidak.

Halaman
12
Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved