405 Pramuwisata di DI Yogyakarta Terkena Imbas Virus Corona, Ada yang Beralih jadi Tukang Ojek
405 Pramuwisata di DI Yogyakarta Terkena Imbas Virus Corona, Ada yang Beralih jadi Tukang Ojek
Penulis: Miftahul Huda | Editor: Hari Susmayanti

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Dampak wabah virus corona kian massif. Selain pekerja informal dan formal, pekerja profesional di bidang pariwisata juga ikut terkena imbas.
Hal itu dirasakan Himpuanan Pramuwisata Indonesia (HPI) wilayah DIY.
HPI termasuk yang terkena pukulan akibat dampak Covid-19 di bidang Pariwisata, khususnya bagi profesi legal guide.
Ketua Dewan Pimpinan Daerah (DPD) HPI DIY, Imam Widodo membenarkan, ia mengatakan kondisi tersebut dirasakan sejak Februari lalu.
Sebanyak 405 profesional guide di DIY harus meliburkan diri. Sebagai upaya menyambung hidup, uang simpanan para anggota yang tergabung harus dipecah untuk membelanjakan sembako.
"Kamis (16/4/2020) kemarin kami terpaksa merombak anggaran yang ada di kas DPD untuk dibagikan kepada seluruh anggota," kata dia saat dihubungi Tribunjogja.com, Minggu (19/4/2020)
Ia melanjutkan, dana sebesar Rp 110 juta sudah dibelanjakan sembako untuk seluruh anggota HPI di DIY.
Imam merasa khawatir, sembako yang diberikan hanya cukup untuk satu bulan ke depan. Sementara kondisi pariwisata masih tetap terpuruk.
• BREAKING NEWS : Dua Dokter di Kota Yogya Positif Virus Corona, Begini Kondisinya
• Pemda DIY Isyaratkan Bantuan Jadup Bagi Warga Kurang Mampu Dicairkan Sebelum Ramadan
Sementara kebutuhan hidup masih terus berjalan. Misalnya, uang listrik, tagihan BPJS dan kebutuhan belajar online bagi anak-anak masih belum didapat.
"Malahan kami disuruh akses kartu prakerja. Kami ini pekerja profesional, profesi. Kartu prakerja untuk yang terkena PHK dan yang membutuhkan pelatihan kerja, dan lain-lain," tegasnya.
Pihaknya lebih mengharapkan bantuan langsung tunai atau berupa sembako.
Karena, untuk para legal guide, mereka menganggap sudah memiliki sertifikat pelatihan dan kompetensi sebagai seorang profesional.
Upaya mendapat kejelasan bantuan sudah dilakukan. Awal Maret kemarin, pihaknya sudah berkirim surat kepada Dinas Pariwisata DIY, Disnakertrans DIY, serta Kementerian Pariwisata.
"Tapi ya hanya meminta data saja. Dan kami disuruh akses kartu Prakerja. Kami sudah coba akses, namun servernya juga bermasalah," imbuhnya.