Update Corona di DI Yogyakarta

Dosen UGM Kembangkan Bilik Swab yang Dilengkapi HEPA Filter

Pembuatan bilik ini terinspirasi dari melihat video petugas kesehatan di Korea Selatan yang tengah melakukan uji swab di bilik untuk memeriksa pasien.

Penulis: Noristera Pawestri | Editor: Gaya Lufityanti
istimewa
Dosen UGM Jaka Widada mengembangkan bilik swab yang dilengkapi HEPA filter. 

TRIBUNJOGJA.COM, SLEMAN - Guna memudahkan dan melindungi tenaga kesehatan dalam mendeteksi infeksi virus corona (Covid-19) pada pasien, Dosen UGM Jaka Widada mengembangkan bilik swab yang dilengkapi HEPA filter.

Pembuatan bilik ini terinspirasi dari melihat video petugas kesehatan di Korea Selatan yang tengah melakukan uji swab di bilik untuk memeriksa pasien. 

Dia pun berdiskusi dengan istrinya yang merupakan dokter spesialis THT dan telah terbiasa menguji swab saat memeriksa pasiennya. 

Di samping itu, Jaka memiliki latar belakang keilmuan mikrobiologi sehingga sedikit banyak memiliki pengetahuan tentang bakteri, virus serta ruangan yang bebas kuman.

Dosen UGM Bikin Wastafel Portabel

“Background saya mikrobiologi, lebih dari 35 tahun belajar tentang bakteri, jamur, virus dan lainnya sehingga familiar tentang karakteristik virus seperti apa dan membuat ruang bebas kuman seperti apa,” ujar Dosen Departemen Mikrobiologi Pertanian Fakultas Pertanian UGM ini.

Jaka mengungkapkan, dengan bilik swab ini tenaga kesehatan tidak memerlukan alat pelindung diri (APD) saat melakukan tes swab pada pasien.

Proses pengambilan sampel lendir dari dalam hidung maupun tenggorokan pasien menggunakan sarung tangan yang menonjol keluar.

Bilik ini juga dapat memberikan kenyamanan bagi petugas kesehatan saat melakukan uji swab, tetapi tetap memperhatikan keamanan tenaga kesehatan dan pasien.

“Tenaga kesehatan tidak perlu pakai APD hanya cukup mengunakan masker sehingga nyaman tidak terbebani dengan hazmat yang berat dan panas,” ungkapnya.

Bilik tersebut didesain dengan ukuran 90x90 cm dengan tinggi 2 meter.

Solidaritas Pangan Jogja Bagikan Nasi Bungkus Gratis di Tengah Wabah Virus Corona

Bodi bilik terbuat dari bahan alumunium panel composit (APC) dengan ketebalan sekitar 3 mm. 

Dilengkapi dengan pintu pada bagian belakang dan di bagian depan memakai kaca dengan tebal 6 mm dengan dua lubang yang dipasang saung tangan panjang berstandar medis dilengkapi dengan handscoon sekali pakai untuk tangan petugas kesehatan memeriksa pasien.

Idealnya, kata Jaka, bodi bilik menggunakan bahan stainless steel, tetapi terkendala harga yang mahal. 

Sementara penggunaan kayu tidak memungkinkan sedangkan dengan bahan GRC Board kurang cocok apabila dibersihkan dengan disinfektan. 

Kendati menggunakan bahan murah, tetapi kualitas bilik swab tetap terjaga dan sesuai dengan standar medis.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved