Temuan Tim Ahli Prancis : Virus Corona Masih Bertahan di Suhu 60 Derajat Celcius

Tim ilmuwan Prancis mengungkapkan, virus Corona yang menyebabkan Corona Virus Desease (Covid-19), harus terkena suhu hampir di titik didih agar mati

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
news.un.org
ilustrasi Virus Corona (Covid-19) 

TRIBUNJOGJA.COM, PARIS - Tim ilmuwan Prancis mengungkapkan, virus Corona yang menyebabkan Corona Virus Desease (Covid-19), harus terkena suhu hampir di titik didih agar mereka mati.

Di titik itu virus dan turunnya dipastikan tidak berfungsi lagi. Kabar terbaru hasil penelitian tim Prancis ini dipublikasikan Sputniknews, Rabu (15/2020).

Teori-teori sebelumnya menyebutkan, cuaca lebih hangat bisa mengusir virus Corona. Namun teori itu dimentahkan Profesor Remi Charrel dan rekan-rekannya dari Universitas Aix Marseille, Prancis selatan.

Trump Perintahkan Stop Dana ke WHO, AS Investigasi Sebab Wabah Corona

Lewat makalah berjudul "Evaluasi protokol pemanasan dan kimia untuk menonaktifkan SARS-CoV-2", Profesor Remi Charrel merinci virus Corona ketika dipanaskan hingga 60 derajat Celcius selama satu jam penuh, masih ada beberapa strain yang hidup.

Strain itu bisa berkembang biak lagi. Aturan 60 derajat, 60 menit ini secara historis telah digunakan dalam pengaturan laboratorium untuk menekan virus fatal, seperti Ebola, menurut South China Morning Post.

Perhatikan, Ini Hal-hal yang Bisa Menurunkan Daya Tahan Tubuh Terhadap Virus dan Kuman

Namun, ketika virus terpapar pada suhu 92 derajat Celcius hanya dalam 15 menit, virus itu sepenuhnya tidak aktif.

Sementara pemanasan 60 derajat dapat mengakibatkan penonaktifan sampel dengan viral load yang rendah, tes 92 derajat terbukti lebih efektif.

"Hasil yang disajikan dalam penelitian ini seharusnya membantu memilih protokol yang paling cocok untuk inaktivasi (virus),” kata Remi

“Ini untuk mencegah paparan personel laboratorium yang bertanggung jawab atas deteksi langsung dan tidak langsung Sars-CoV-2 untuk tujuan diagnostik," lanjutnya.

Virus Corona Jangkiti Ratusan Prajurit Kapal Perang Theodore Roosevelt Amerika Serikat

Pekan lalu, Akademi Ilmu Pengetahuan Nasional AS menerbitkan laporan yang diserahkan ke Gedung Putih.

Dalam laporan itu, mereka menjelaskan suhu musim panas yang lebih hangat akan berdampak memperkecil penyebaran virus Corona baru di AS.

"Ada beberapa bukti yang menunjukkan SARS-CoV-2 (virus Corona) dapat mentransmisikan secara kurang efisien di lingkungan dengan suhu dan kelembaban sekitar yang lebih tinggi," bunyi laporan itu.

"Namun, mengingat kurangnya kekebalan inang secara global, penurunan efisiensi transmisi ini mungkin tidak mengarah pada pengurangan yang signifikan dalam penyebaran penyakit."

Para peneliti juga menyoroti “bukti musiman” ini juga tidak ditemukan pada penyakit pernapasan lainnya yang serupa.

Antara lain sindrom pernapasan akut yang parah (SARS), dan sindrom pernapasan Timur Tengah (MERS).(Tribunjogja.com/Sputniknews/xna)

Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved