1.509 Orang Tewas Karena Covid-19 dalam Sehari Terakhir di Amerika Serikat, Total Kasus 550.000

Amerika Serikat ( AS) mencatatkan 1.509 kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir.

Editor: Joko Widiyarso
Cindy Ord / Getty Images via AFP
NEW YORK, NY - 13 APRIL: Kotak LinkNYC menampilkan pesan bertuliskan 'SIX FEET SAVES LIVES' selama pandemi coronavirus pada 13 April 2020 di New York City. COVID-19 telah menyebar ke sebagian besar negara di dunia, mengklaim lebih dari 119.000 jiwa dengan infeksi pada lebih dari 1,9 juta orang. 

TRIBUNJOGJA.COM, WASHINGTON DC - Amerika Serikat (AS) mencatatkan 1.509 kematian akibat virus corona dalam 24 jam terakhir.

Angka tersebut diumumkan oleh Universitas Johns Hopkins pada Senin (13/4/2020) pukul 20.30 waktu setempat, atau Selasa (14/4/2020) pukul 07.30 pagi WIB.

Jumlah korban pada Senin setara dengan Minggu yang mencatatkan 1.514 korban jiwa.

Perlengkapan medis dan deretan tempat tidur terlihat di dalam tenda rumah sakit lapangan darurat yang didirikan sukarelawan dari organisasi bantuan Kristen Internasional Samaritans Purse untuk pasien virus corona di Central Park, New York, Senin (30/3/2020). AS kini resmi menjadi epicenter corona di dunia dengan data hingga Selasa (31/3/2020) terdapat 163.429 kasus positif dan korban meninggal 3.148 orang, melebihi Italia, China, dan Spanyol.
Perlengkapan medis dan deretan tempat tidur terlihat di dalam tenda rumah sakit lapangan darurat yang didirikan sukarelawan dari organisasi bantuan Kristen Internasional Samaritans Purse untuk pasien virus corona di Central Park, New York, Senin (30/3/2020). AS kini resmi menjadi epicenter corona di dunia dengan data hingga Selasa (31/3/2020) terdapat 163.429 kasus positif dan korban meninggal 3.148 orang, melebihi Italia, China, dan Spanyol. (AFP/BRYAN R SMITH)

Dilansir dari AFP, Selasa (14/4/2020), Covid-19 telah merenggut setidaknya 23.529 nyawa di Negeri "Uncle Sam", terbanyak dari negara mana pun.

Bagaimana Muslim di Amerika Menyucikan Jenazah Korban Covid-19? Begini Aturan dan Panduannya

AS total memiliki lebih dari 550.000 kasus virus corona, menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit (CDC).

Namun, Gubernur New York pada Senin menyatakan bahwa "yang terburuk sudah berakhir" di negara bagian tersebut, ketika angka kematian mencapai 10.000.

KUBUR PETI - Narapidana Pulau Rikers mengenakan hazmat mengubur peti mati di kuburan massal di New York City.
KUBUR PETI - Narapidana Pulau Rikers mengenakan hazmat mengubur peti mati di kuburan massal di New York City. (THE HART ISLAND PROJECT)

Beberapa negara lain kini juga sedang menyusun rencana untuk memulai lagi perekonomian yang sempat mati suri.

Presiden Donald Trump dalam tweet-nya menuliskan, setiap keputusan untuk mengakhiri penutupan ada padanya, walau lockdown yang ditetapkan negara bagian adalah inisiatif gubernur.

Virus Corona Jangkiti Ratusan Prajurit Kapal Perang Theodore Roosevelt Amerika Serikat

Sistem federal Pemerintah AS mendelegasikan kekuasaan kepada gubernur dari 50 negara bagian, tetapi presiden secara teori dapat menggunakan kekuasaannya untuk mengawasi strategi nasional yang terkoordinasi.

Gelombang kedua
Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) mengingatkan, mencabut pembatasan pergerakan dan perjalanan yang terlalu cepat dapat memicu gelombang kedua virus corona.

Stasiun Grand Central terlihat sepi setelah virus corona menghantam Kota New York. Biasanya, stasiun ini selalu penuh orang berlalu lalang selama 24 jam
Stasiun Grand Central terlihat sepi setelah virus corona menghantam Kota New York. Biasanya, stasiun ini selalu penuh orang berlalu lalang selama 24 jam (Instagram.com/discovernyc)

Dr Anthony Fauci, pakar pandemi senior, dalam sebuah wawancara televisi mengatakan, beberapa negara bagian dapat mulai mengurangi pembatasan bulan depan, asalkan tetap berhati-hati.

Amerika Serikat Pakai Teknologi Dekontaminasi Masker Medis Supaya Bisa Dipakai Lagi

"Saya pikir itu mungkin bisa dimulai dalam beberapa cara, mungkin bulan depan," kata pria yang menjabat sebagai Kepala Institut Nasional Alergi dan Penyakit Menular itu kepada CNN.

"Kami berharap akhir bulan ini kita dapat melihat-lihat dan berkata, oke, apakah ada bagian di sini yang kita dapat mulai lagi dengan aman dan berhati-hati?" lanjutnya.

"Jika ada, lakukanlah. Jika tidak, maka teruslah berdiam diri," ucap Fauci, dikutip dari AFP. Fauci mengatakan, daerah-daerah akan siap pada waktu yang berbeda-beda ketika AS mulai "menyalakan lampu".

Artikel ini telah tayang di Kompas.com dengan judul "Dalam 24 Jam Terakhir, 1.509 Orang Meninggal di AS karena Virus Corona"

Sumber: Kompas.com
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved