Seluruh Daratan Amerika Kini Dalam Keadaan Darurat Wabah Virus Corona

Presiden Donald Trump mengumumkan keadaan darurat itu di Wyoming, Minggu (12/42020) pagi WIB.

Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Muhammad Fatoni
LUCAS JACKSON/REUTERS
Gambar yang diambil dari drone menunjukkan pekerja sedang menggali kuburan massal di Hart Island, New York, untuk memakamkan para korban meninggal akibat virus corona. Foto diambil pada 9 April 2020. 

Termasuk menolak langkah mereka seperti mengharuskan jemaatnya mengenakan baju hazmat.

Total warga AS yang positif terpapar virus Corona kini mencapai setengah juta orang.

Negara bagian New York, yang tetap menjadi episentrum wabah AS, mencatatkan hampir setengah total korban tewas di seluruh AS, yakni ada 7.844 orang tewas.

Negara tetangganya, New Jersey, di urutan keduua, dengan infeksi mencapai 54.588, dan angka kematian mencapai 1.932. Sebanyak 225 orang eninggal pada Jumat.

Seorang tunawisma tidur di depan kedai kopi Starbucks di Hollywood Boulevard pada 20 Maret 2020 di Los Angeles, California sehari setelah Los Angeles mengumumkan penutupan. California adalah di antara negara bagian yang paling parah dilanda Amerika Serikat, telah memerintahkan 40 juta penduduknya untuk tinggal di rumah.
Seorang tunawisma tidur di depan kedai kopi Starbucks di Hollywood Boulevard pada 20 Maret 2020 di Los Angeles, California sehari setelah Los Angeles mengumumkan penutupan. California adalah di antara negara bagian yang paling parah dilanda Amerika Serikat, telah memerintahkan 40 juta penduduknya untuk tinggal di rumah. (FREDERIC J. BROWN / AFP)

Michigan dikhawatirkan akan menyusul, karena 205 orang meninggal pada hari yang sama, dengan total kematian di negara bagian itu kini 1.281.

Michigan sekarang memiliki 22.783 kasus, setelah 1.279 infeksi baru dikonfirmasi.

Otoritas kesehatan AS memperkirakan sumber daya puncak rumah sakit terjadi sepanjang Sabtu-Minggu ini.

Diperkirakan 86.379 tempat tidur, 17.707 tempat tidur ICU, dan 15.414 ventilator dibutuhkan guna menangani pasien.

AS berada di jalur untuk menjadi negara paling terdampak di dunia di tengah wabah ini, karena dengan cepat angka kematian mendekati angka kematian terkini Italia, 18.849 orang.

Dalam beberapa hari, AS telah melampaui angka kematian di Spanyol (16.081), yang sebelumnya paling terpukul setelah Italia.

Di seluruh dunia, lebih dari 100.000 orang dilaporkan meninggal akibat pandemi virus flu mematikan yang menyerang saluran pernapasan dan paru-paru.

Presiden Trump Jumat kemarin mengatakan, ia sedang membuat gugus tugas kedua yang berfokus pada usaha "membuka kembali" isolasi negara.

Kebijakan pembatasan di AS akan berakhir akhir April. Presiden Trump yakin wabah ini akan segera berlalu setelah mencapai puncak pekan-pekan ini.

Trump mengatakan, gugus tugas kedua ini terdiri para dokter yang sangat hebat serta orang-orang bisnis dan mungkin akan menyertakan anggota Kongres serta gubernur negara bagian.

Trump mengakui keinginan untuk segera melonggarkan pembatasan sosial terkadang bertentangan dengan saran pejabat kesehatan masyarakat.

Susunan gugus tugas kedua ini akan diumumkan Trump Selasa, diharapkan memberi sinyal ke arah mana Trump membawa negaranya.

(Tribunjogja.com/USAToday/DailyMail/xna)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved