Kesehatan
Peneliti Seluruh Dunia Berlomba Ciptakan Vaksin Covid-19
Setidaknya sudah terdapat beberapa produk vaksin yang telah memasuki tahap 1 uji coba.
Penulis: Maruti Asmaul Husna | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Maruti Asmaul Husna
TRIBUNJOGJA.COM – Senjata yang ditunggu umat manusia untuk memutus mata rantai penyebaran Covid-19 adalah vaksin.
Namun, faktanya vaksin baru dapat diciptakan paling cepat 12-18 bulan.
Dilansir dari media.nature.com (Kamis, 26/3/2020), banyak peneliti berasumsi bahwa orang yang berhasil sembuh dari infeksi virus SARS-CoV-2 akan terproteksi dari reinfeksi.
Namun, penelitian untuk membuktikan hal tersebut pada manusia masih terus dilakukan.
• UPDATE Terbaru Kasus Virus Corona di Dunia, Jumlah Korban Tewas Tembus 102.755
Belum ada kepastian berapa lama imunitas dapat bertahan dalam tubuh manusia.
Kini, para peneliti dari berbagai negara sedang bekerja keras untuk menemukan vaksin virus SARS-CoV-2 yang menyebabkan Covid-19.
Setidaknya, ada enam tahap yang harus dilakukan dalam pengembangan vaksin.
Di antaranya, tahap eksplorasi, pra-klinis, pengembangan klinis, review kebijakan dan perizinan, pabrikasi, serta kontrol kualitas (www.cdc.gov).
Mengutip dari www.kompas.com (Minggu, 29/3/2020), seperti dilansir dari RAPS.org, setidaknya sudah terdapat beberapa produk vaksin yang telah memasuki tahap 1 uji coba.
Sementara, medcitynews.com menyebut penelitian berikut ini sebagai yang menjanjikan di antara puluhan penelitian lain di dunia.
• Kabar Terbaru dr Tirta, Keluar RS Nyanyikan Lagu Karangan Sendiri & Siap Kembali Lawan Virus Corona
Pertama, mRNA-1273 dari Moderna Vaksin yang dikembangkan oleh perusahaan bioteknologi di Massachusetts, Amerika Serikat.
mRNA-1273 menjadikan sindrom SARS dan MERS yang pernah terjadi sebelumnya sebagai dasar penelitian, karena memiliki kemiripan dengan Covid-19.
Hasil vaksin yang dibiayai Institut Nasional Penyakit Alergi dan Penyakit Menular (NIAID) ini telah diujicobakan pada 45 sampel yang merupakan orang sehat dengan rentang usia 18-55 tahun.
Lalu, Ad5-nCoV dari CanSino Biologics yang berbasis di Cina. Vaksin ini dikembangkan dengan menggabungkan vektor adenovirus tipe 5 (Ad5) dan tengah melalui uji klinis fase 1.
Sebanyak 108 relawan usia 18-60 tahun menjadi sampel untuk uji coba vaksin ini.
Mereka menerima vaksin dengan dosis beragam, mulai dari rendah, sedang, hingga tinggi.
• PSBB DKI Jakarta, Warga Bekasi yang Beraktivitas ke Jakarta Turun 65 Persen
Berikutnya, ChAdOx1 dari University of Oxford, Inggris.
Pada tahap awal sebelum diujikan kepada manusia, vaksin ini terlebih dahulu diberikan kepada simpanse.
Selanjutnya, 510 sukarelawan dari usia 18-55 tahun akan dijadikan sampel percobaan untuk mengetahui efektivitas vaksin ini.
Penelitian lain yang juga memasuki fase 1, ialah vaksin INO-4800 yang dikembangkan Inovo Pharmaceuticals, Amerika Serikat.
Relawan berusia 18-50 tahun akan menerima dua dosis DNA vaksin INO-4800 lewat suntikan yang lebih dalam di bawah permukaan kulit.
• Virus Corona Bisa Memperparah Penyakit Asma? Ini Penjelasannya
Laman web kesehatan dan sains, fivethirtyeight.com, menyebutkan ada tiga fase yang harus dilalui dalam tahap uji coba vaksin kepada manusia.
Yang dilalui empat jenis vaksin di atas adalah fase pertamanya.
Puluhan vaksin potensial sedang dirancang di laboratorium di seluruh dunia.
Vaksin-vaksin tersebut diharapkan dapat memulai proses uji coba selama beberapa bulan ke depan.
"Hal baiknya adalah kita punya banyak kandidat," kata Anthony S. Fauci, kepala NIAID. (TRIBUNJOGJA.COM)