Analisa Mendalam, Apa yang Terjadi Jika Merapi Meletus di Saat Pandemi Virus Corona?
Letusan Gunung Merapi dan Pandemi Virus Corona adalah sama-sama sumber bencana. Apa yang terjadi jika keduanya terjadi bersamaan?
Penulis: Setya Krisna Sumargo | Editor: Mona Kriesdinar
Pada akhir 2019 pertumbuhan kubah lava berhenti.
Kemudian pada Februari 2020 mulai ada peningkatan kegempaan, yang ditunjukkan dengan banyaknya gempa-gempa vulkanik dalam.
“Ini indikasi pasokan magma baru. Pada 3 Maret 2020 terjadi letusan minor (freatik) yang cukup besar dengan ketinggian kolom letusan hingga 6 km di atas puncak,” ujar Subandriyo.
Pada 27 Maret 2020 kembali terjadi letusan minor dengan ketinggian kolom letusan mencapai 5 km di atas puncak.
Setelah itu terjadi letusan beruntun sebanyak 4 kali hinggal 28 Maret 2020, dengan skala yang lebih kecil.
Letusan-letusan minor yang terjadi secara beruntun seperti ini, dalam catatan Pak Ban, pernah terjadi pada Mei 2018, yang kemudian diikuti munculnya kubah lava 3 bulan kemudian yaitu pada 11 Agustus 2018.
KUBAH LAVA BARU
Oleh sebab itu, kejadian letusan-letusan minor yang terjadi pada Maret 2020 ini kemungkinan sebagai awal munculnya kubah lava baru.
Apakah ini mengindikasikan Merapi akan mengulang aktivitas 2010, letusan sangat besar bersifat eksplosif yang merenggut korban demikian banyak.
Letusan 2010 menurut data pernah terjadi pada 1872. Kemiripannya meliputi magnitude, gejala awal maupun aktivitas pasca erupsinya.
Pasca erupsi 1872 juga terjadi beberapa kali erupsi minor (Voight, 2000), sebelum terjadi erupsi magmatis tahun 1883. Kedua erupsi besar tersebut disebabkan magma yang kaya gas vulkanik.
Perilaku Merapi setelah letusan besar antara 1872 dengan 2010 hingga saat ini masih konruen. Pada fase pengisian dapur magma, terjadi letusan freatik murni antara tahun 1878-1879 identik dengan letusan freatik antara 2012-2014.
Saat itu terjadi letusan tunggal tapi tidak ada aktvitas vulkanik lebih lanjut. Pada 1883-1885 mulai terjadi pertumbuhan kubah lava.
Ini menandai erupsi magmatik pertama pasca letusan besar 1872. Fase ini identik dengan erupsi 2018-2019 yang menandai erupsi magmatis sekuen pertama pasca 2010.
Pada tahun 1885-1887 terjadi pertumbuhan kubah lava yang diawali dengan beberapa kali letusan eksplosif.
Lalu apakah serangkaian letusan eksplosif yang terjadi sejak awal Maret 2020 sebagai gejala awal munculnya kubah lava baru?