Satu Dokter di Korea Selatan Meninggal Terpapar Virus Corona
Korea Selatan baru saja mengumumkan kematian pertama seorang dokter akibat virus corona. Melansir Korea Herald, seorang dokter yang terinfeksi virus
Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Sebelumnya, siapapun yang datang ke Korea Selatan telah mengikuti prosedur pengetesan 'walk-thru' di Bandara Incheon.
Diketahui, sebanyak 2000 orang bisa dites virus corona di dalam 16 booth di lima lokasi di dua terminal. Alat itu bisa mengetes satu orang setiap lima menit.
Karena fasilitas tersebut dipasang di udara terbuka, partikel pembawa virus seperti tetesan air liur tertiup angin, yang membuat proses pengujian lebih aman dan lebih cepat.
Hal tersebut disampaikan oleh Yoon Tae Ho, seorang pejabat senior dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan.

Sekitar 12 orang dapat diuji virus per jam, sementara sekitar delapan orang dapat diuji per jam di fasilitas ‘drive-thru’ dan sekitar tiga orang di fasilitas ‘walk-in’. Sekitar 41 profesional medis dan 35 personel militer akan ada di fasilitas itu.
Sebagian besar, orang asing yang terbang dari Eropa dan turis asing jangka pendek yang tidak menunjukkan gejala akan diuji di fasilitas ‘walk-thru’.
Orang-orang dengan gejala saat ini dipisahkan dan diuji di fasilitas karantina yang didirikan di dalam bandara.
Di antara pelancong yang datang dari Eropa tanpa gejala, warga negara Korea dan warga negara asing dengan visa jangka panjang diharuskan untuk diuji dalam waktu tiga hari setelah kedatangan dan karantina sendiri selama 14 hari.
Pelancong tanpa gejala dari AS tidak harus diuji, tetapi diharuskan melakukan karantina sendiri selama periode dua minggu.
( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )