Satu Dokter di Korea Selatan Meninggal Terpapar Virus Corona

Korea Selatan baru saja mengumumkan kematian pertama seorang dokter akibat virus corona. Melansir Korea Herald, seorang dokter yang terinfeksi virus

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Yonhap
Terpapar Virus Corona, Satu Dokter di Korea Selatan Meninggal 

TRIBUNJOGJA.COM - Korea Selatan baru saja mengumumkan kematian pertama seorang dokter akibat virus corona. Melansir Korea Herald, seorang dokter yang terinfeksi virus corona meninggal Jumat (3/4/2020) di Daegu.

Hal ini disampaikan oleh Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit Korea (KCDC).

Ini adalah kematian pertama dari seorang profesional medis yang terkena virus corona.

Terpapar Virus Corona, Satu Dokter di Korea Selatan Meninggal
Terpapar Virus Corona, Satu Dokter di Korea Selatan Meninggal (Yonhap)

Dokter itu berusia 60 tahun. Ia telah dirawat di Rumah Sakit Universitas Nasional Kyungbook setelah didiagnosis pada 19 Maret 2020. Dia diyakini mengidap patogen dari seorang pasien yang mengunjungi kliniknya.

Tidak diketahui lebih banyak terkait identitas dokter tersebut. Namun, angka kematian tenaga medis di Korea Selatan sangat kecil dibandingkan di Indonesia.

Di Indonesia sendiri, setidaknya ada lebih dari 15 dokter profesional yang harus meregang nyawa akibat virus corona.

Jumlah total kasus COVID-19 terkonfirmasi di Korea Selatan mencapai 10.062. Sementara, jumlah korban meninggal mencapai 174.

Angka yang melampaui 10.000 itu terhitung 74 hari setelah kasus pertama dilaporkan.

Sukses dengan Tes Corona di Mobil, Korea Selatan Mulai Tes Sambil Jalan di Bandara
Sukses dengan Tes Corona di Mobil, Korea Selatan Mulai Tes Sambil Jalan di Bandara (news.sky)

Negara itu menghitung 86 infeksi baru dalam 24 jam hingga tengah malam Kamis (2/4/2020), sehingga jumlah total kasus infeksi COVID-19 yang terkonfirmasi menjadi 10.062.

Lima pasien virus lagi meninggal. Jumlah korban meninggal akibat penyakit ini sekarang mencapai 174.

Dari total 10.062, 6.021 pasien sepenuhnya pulih dan bisa kembali ke rumah. Sementara, dari 86 infeksi baru, 42 dilaporkan di Seoul dan wilayah sekitarnya.

Perdana Menteri Chung Sye-kyun mengatakan pada hari Jumat (3/4/2020) bahwa ia berharap bahwa arus masuk kasus virus dari luar negeri akan segera terkendali.

“Untuk saat ini, jumlah kasus akan bertambah sesuai dengan orang yang datang dari luar negeri. Tetapi infeksi tidak akan menyebar jika memblokir mereka dari kontak dengan komunitas dikelola dengan baik," katanya.

Staf medis di Rumah Sakit Daegu Dongsan khusus penanganan virus corona
Staf medis di Rumah Sakit Daegu Dongsan khusus penanganan virus corona (Keimyung University Dongsan Hospital via koreaherald)

Sebanyak 5.626 orang memasuki Korea Selatan pada hari Kamis (2/4/2020), dengan lebih dari 70 persen dari mereka adalah warga negara Korea Selatan.

Dengan begitu, mereka akan diminta untuk mengarantina diri sendiri selama 14 hari.

Sebelumnya, siapapun yang datang ke Korea Selatan telah mengikuti prosedur pengetesan 'walk-thru' di Bandara Incheon.

Diketahui, sebanyak 2000 orang bisa dites virus corona di dalam 16 booth di lima lokasi di dua terminal. Alat itu bisa mengetes satu orang setiap lima menit.

Karena fasilitas tersebut dipasang di udara terbuka, partikel pembawa virus seperti tetesan air liur tertiup angin, yang membuat proses pengujian lebih aman dan lebih cepat.

Hal tersebut disampaikan oleh Yoon Tae Ho, seorang pejabat senior dari Kementerian Kesehatan dan Kesejahteraan Korea Selatan.

Sebelum memulai shiftnya, seorang perawat yang bertugas di Rumah Sakit Daegu Dongsan mengenakan alat pelindung
Sebelum memulai shiftnya, seorang perawat yang bertugas di Rumah Sakit Daegu Dongsan mengenakan alat pelindung (Keimyung University Dongsan Hospital via koreaherald)

Sekitar 12 orang dapat diuji virus per jam, sementara sekitar delapan orang dapat diuji per jam di fasilitas ‘drive-thru’ dan sekitar tiga orang di fasilitas ‘walk-in’. Sekitar 41 profesional medis dan 35 personel militer akan ada di fasilitas itu.

Sebagian besar, orang asing yang terbang dari Eropa dan turis asing jangka pendek yang tidak menunjukkan gejala akan diuji di fasilitas ‘walk-thru’.

Orang-orang dengan gejala saat ini dipisahkan dan diuji di fasilitas karantina yang didirikan di dalam bandara.

Di antara pelancong yang datang dari Eropa tanpa gejala, warga negara Korea dan warga negara asing dengan visa jangka panjang diharuskan untuk diuji dalam waktu tiga hari setelah kedatangan dan karantina sendiri selama 14 hari.

Pelancong tanpa gejala dari AS tidak harus diuji, tetapi diharuskan melakukan karantina sendiri selama periode dua minggu.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Rekomendasi untuk Anda
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved