Update Corona di DI Yogyakarta
Guru Berstatus PDP Meninggal Dunia, PGRI Gunungkidul Berikan Santunan
PGRI Gunungkidul memberikan santunan pada dua keluarga guru yang terdampak COVID-19.
Penulis: Alexander Aprita | Editor: Gaya Lufityanti
Laporan Reporter Tribun Jogja, Alexander Ermando
TRIBUNJOGJA.COM, GUNUNGKIDUL - Persatuan Guru Republik Indonesia (PGRI) Gunungkidul memberikan santunan pada dua keluarga guru yang terdampak COVID-19.
Kedua guru tersebut berstatus Pasien Dalam Pengawasan (PDP).
Kepala Dinas Pendidikan, Pemuda, dan Olahraga (Disdikpora) Gunungkidul Bahron Rasyid mengungkapkan satu di antara guru berstatus PDP tersebut sudah meninggal dunia.
"Guru tersebut meninggal dunia pada 30 Maret lalu, namun hasil swabnya belum keluar hingga saat ini," jelas Bahron, Kamis (02/04/2020).
• Sejumlah Desa di Gunungkidul Berinisiatif Lakukan Pencegahan COVID-19 Secara Mandiri
Menurut Bahron, guru yang menetap di Bantul tersebut dibawa ke rumah sakit pada 6 Maret setelah mengeluh sakit.
Ia juga sempat dirujuk ke RSUP Dr Sardjito, di mana akhirnya mendapat status sebagai PDP.
Sementara guru lainnya yang juga menjadi PDP saat ini masih menjalani perawatan di RS Panembahan Senopati, Bantul.
Ia dirawat bersama suami dan seorang anaknya dalam satu ruangan.
Koordinator PGRI Gunungkidul Wilayah Purwosari Sumaryani menjelaskan kejadian bermula ketika suami guru tersebut baru kembali dari Jakarta pada 14 Maret.
Dua hari kemudian, ketiganya mengalami gejala demam.
• Cerita dr Tirta Hudi soal Kondisi Menyedihkan para Dokter yang Berjuang Bantu Pasien Virus Corona
"Berdasarkan hasil pada 25 Maret lalu, anak mereka positif COVID-19. Sedangkan hasil kedua orangtuanya belum keluar," tutur Sumaryani.
Pemberian santunan tersebut dilakukan oleh Bahron di Gedung PGRI Gunungkidul hari ini.
Bantuan diserahkan pada kepala sekolah tempat di mana keduanya mengajar.
Meski keduanya bukan warga Gunungkidul, Bahron mengatakan santunan ini menjadi bentuk kepedulian pihaknya bersama PGRI terhadap keluarga yang terdampak.
"Kami harap bantuan ini bisa meringankan beban keluarga guru yang terdampak COVID-19 ini," katanya. (TRIBUNJOGJA.COM)