Update Corona di DI Yogyakarta

APD Belum Merata, IDI Bantul : Semua Dokter Harus Terlindungi

APD yang tersedia di rumah sakit non rujukan Covid-19 di Kabupaten Bantul, mendapat sorotan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bantul.

Penulis: Azka Ramadhan | Editor: Gaya Lufityanti
Shutterstock via Kompas.com
ilustrasi 

TRIBUNJOGJA.COM - Minimnya alat pelindung diri (APD) yang tersedia di rumah sakit non rujukan Covid-19 di Kabupaten Bantul, mendapat sorotan Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Cabang Bantul.

Hal tersebut, dinilai sangat mengancam keselamatan tenaga medis. 

Ketua IDI Cabang Bantul, dr Sagiran mengatakan, polemik di RS Nur Hidayah tempo hari seharusnya jadi semacam early warning dalam penanganan wabah ini.

Pasalnya, saat itu, paramedis harus merawat tiga pasien dalam pengawasan (PDP) dengan APD seadanya.

RSUP Dr Sardjito Rawat Dua Pasien dari RS Nur Hidayah Bantul

"Sudah saya komunikasikan dengan pihak-pihak yang berwenwang, tapi, selalu dikatakan stok APD terbatas. Tentu saya bertanya, lantas ini jadi tanggung jawab siapa," katanya, Selasa (31/3/2020).

Menurutnya, jumlah dokter di Bantul yang berada di bawah naungan IDI mencapai 726, yang tugasnya kini tersebar di berbagai level fasilitas kesehatan (faskes) di Bumi Projotamansari.

Ia memastikan, dari jumlah tersebut, hanya sebagian saja yang dibekali APD.

Sembari menunggu respon dari pemerintah, pihaknya pun membuka markas sementara di RS Nur Hidayah, untuk menampung bantuan APD dari siapapun.

Ia memastikan, begitu stok terkumpul, APD ini akan langsung didistribusikan kepada anggotanya.

Gejala Virus Corona Selain Batuk dan Sesak Napas, Berdasarkan Pengalaman Pasien Positif COVID-19

"Masih ada dokter yang belum punya (APD). Makanya, ini kita data, minimal satu dokter pegang satu APD, itu target saya. Tapi statusnya bukan milik, jadi misal ada ledakan pasien di suatu tempat, APD yang belum terpakai harus dimobilisir," ucap Sagiran.

Ia menegaskan, dalam kondisi sekarang, dimana virus corona sudah semakin mewabah, tidak bisa lagi rumah sakit rujukan yang menjadi prioritas untuk mendapat APD.

Sebab, pasien-pasien yang datang ke klinik, maupun Puskesmas, bisa jadi sudah terpapar.

"Tidak ada istilah RS rujukan, atau non rujukan. Mohon maaf, isitilah itu sebetulnya mencederai korps kami ya, jangan begitu. Semua dokter yang bertugas melayani pasien harus dilindungi," tegasnya.

Bukan tanpa sebab, dewasa ini mulai dijumpai pasien yang sudah terpapar Covid-19 tapi tidak menunjukkan gejala yang begitu berarti.

10 Jawaban Atas Segala Pertanyaan Kamu Tentang Virus Corona

Sehingga, hal tersebut bisa mengancam keselamatan tenaga medis, yang berada di garda depan tanpa dibekali APD memadahi.

Halaman
12
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved