Update Corona di DI Yogyakarta
Cegah Virus Corona, Warga Jogonalan Lor di Bantul "Lockdown" Kampung
Warga memasang palang menggunakan bambu tepat di tengah gapura masuk dan menuliskan kalimat "Lockdown".
Penulis: Ahmad Syarifudin | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, BANTUL - Jalan masuk menuju dusun Jogonalan Lor di Desa Tirtonirmolo, Kecamatan Kasihan Bantul ditutup sementara.
Warga memasang palang menggunakan bambu tepat di tengah gapura masuk dan menuliskan kalimat "Lockdown".
Langkah tersebut dilakukan untuk membatasi aktivitas warga demi mencegah penyebaran Coronavirus Disease atau COVID-19.
Dukuh Jogonalan Lor, Yayim Sugianti mengatakan, yang dilakukan oleh warganya bukan lockdown dalam arti yang sesungguhnya.
• UPDATE Terkini Virus Corona 28 Maret, Positif COVID-19 1.155 Orang, Meninggal Dunia 102 Jiwa
Mereka hanya menutup sejumlah akses masuk menuju perkampungan.
Menurutnya, untuk menuju Dusun Jogonalan Lor memiliki beberapa akses masuk.
Namun sebagian telah ditutup oleh warga.
"Jadi, cuma ada satu akses masuk," kata dia, dikonfirmasi Tribunjogja.com melalui sambungan telepon, Sabtu (28/3/2020)
Ia menjelaskan, penutupan jalan kampung dilakukan untuk dapat mengantisipasi orang-orang yang datang dari luar dan tidak diketahui.
Warga menyisakan hanya ada satu jalan kampung yang dibuka, untuk memudahkan memantau siapa saja yang keluar dan masuk kampung.
Selain itu, dengan ditutupnya sebagian akses jalan menuju perkampungan, pihaknya meminta kepada segenap warga Jogonalan dengan total penduduk sekitar 658 jiwa, agar sementara membatasi aktivitas di luar rumah.
"Untuk sementara supaya dirumah aja, kalau tidak ada kepentingan mendesak," ucap dia.
• Gejala Virus Corona Selain Batuk dan Sesak Napas, Berdasarkan Pengalaman Pasien Positif COVID-19
Tunggu Hasil Lab
Keputusan warga dusun Jogonalan Lor melakukan penutupan jalan bukan tanpa sebab.
Diceritakan Yayim, penutupan dilakukan bersama-sama warga, pada Jumat (27/3/2020) malam.
Penyebabnya, malam itu ada satu orang warga yang meninggal dunia.
Informasinya memiliki penyakit jantung tetapi oleh pihak Rumah Sakit jenazahnya diantar pulang ke Jogonalan mengunakan pakaian khusus pelindung diri.
Warga tersebut, menurut Yayim merupakan warga asli Jogonalan, bukan warga pendatang.
Almarhum, kata dia, juga tidak memiliki riwayat bepergian jauh.
"Dia hanya ada batuk-batuk. Kemudian dibawa ke rumah sakit," terangnya.
Ia sendiri mengatakan, hasil laboratorium rumah sakit mengenai pemeriksaan dari jenazah warga Jogonalan yang dibawa pulang menggunakan pakaian khusus tersebut belum keluar.
"Kita mengantisipasi saja. Menutup (jalan) sementara, sambil menunggu hasil lab dari rumah sakit," ucap dia.
• UPDATE Virus Corona di Indonesia Kini Sudah Menyebar ke 29 Provinsi
Pihaknya mengaku akan menunggu sampai hasil laboratorium rumah sakit keluar.
Apabila hasilnya dinyatakan negatif, "ya, (jalan) kita buka lagi," ujar dia.
Sementara itu, Ketua RT 01 Jogonalan Lor, Waljianto mengatakan, lockdown atau penutupan sementara akses jalan masuk kampung dilakukan tadi malam sekitar pukul 23.00 WIB.
Ia mengaku tidak mengetahui secara pasti, sampai kapan jalan akan kembali dibuka.
"Yang jelas, kami hanya mengikuti instruksi Bu Dukuh saja," kata Waljianto.
Ia mengaku akan ada pertemuan dengan dukuh untuk melakukan sosialisasi dan penyemprotan disinfektan di kampungnya.
Terpisah, Juru Bicara Gugus Tugas percepatan penanganan penularan infeksi COVID-19 Bantul, dr Sri Wahyu Joko Santoso menyampaikan, berdasarkan laporan pertanggal 28 Maret 2020 pukul 14.00 WIB.
Belum ada penambahan kasus positif baru di Bantul.
Data pasien terkonfirmasi positif masih sama seperti kemarin yakni empat orang.
Mengenai warga Jogonalan Lor yang meninggal dunia dan dicurigai sebagai pasien COVID-19, menurut dia, sejauh ini kasusnya belum ada laporan masuk.
Ia meminta masyarakat untuk tetap tenang.
• Imbas Pandemi Covid-19, 53 Penerbangan di YIA Dibatalkan Sementara
"Yang harus diluruskan adalah penyakit ini (COVID-19) tidak ditularkan melalui udara bebas, melainkan droplet, percikan atau cipratan," kata Sri Wahyu yang biasa disapa dr Oki.
Pernyataan Oki itu sekaligus meluruskan mengenai informasi yang dianggap meresahkan, di mana ada ajakan, warga dilarang melewati rumah duka pasien.
Oki menjelaskan, Coronavirus adalah satu di antara anggota dari keluarga (famili) dari corona. Cara penularannya adalah melalui cipratan atau droplet.
Droplet adalah partikel yang keluar dari mulut atau hidung penderita yang besarnya >5 mikron.
Droplet tersebut bisa terlempar sampai dengan 1,5 meter.
Hal tersebut berbeda dengan yang namanya aerosol.
Aerosol adalah partikel yang keluar dari mulut ataupun hidung penderita yang besarnya <5 mikron.
Menurutnya, aerosol mampu terlempar sampai dengan lebih kurang 3-5 meter.
"Sehingga COVID-19 tidak ditularkan lewat udara bebas. Tetapi droplet," jelas dia. (TRIBUNJOGJA.COM)