Wabah Virus Corona

Kasus Virus Corona di New York: 17 Ribu Kasus dan 13 Kematian dalam Satu Waktu

Penyebaran virus corona semakin masif di dunia. Di Indonesia, per Rabu (25/3/2020), kasus pasien positif virus corona ada 790 dengan kematian 58.

Penulis: Bunga Kartikasari | Editor: Mona Kriesdinar
Instagram.com/discovernyc
New York City memiliki banyak kasus virus corona 

TRIBUNJOGJA.COM - Penyebaran virus corona semakin masif di dunia. Di Indonesia, per Rabu (25/3/2020), kasus pasien positif virus corona ada 790 dengan kematian 58.

Hingga kini, China masih menjadi negara pertama dengan 81.218 kasus dan 3.281 kematian. Sementara, Italia menyusul dengan 74.386 kasus dan 7.503 meninggal.

Kabar Baik, Peneliti Berhasil Ungkap Reaksi Sistem Kekebalan Tubuh Terhadap Virus Corona

Tak ada yang menduga virus ini akan menyebar begitu cepat dan bisa menyerang siapa saja, termasuk Pangeran Charles dari Inggris yang baru saja dinyatakan positif corona serta Pangeran Albert II dari Monako.

Saat Virus Corona Membobol Negara Bebas COVID-19 Terakhir di Eropa

Bahkan, Kota New York dan New York secara keseluruhan juga babak bundas dihajar virus corona. Diketahui, New York memiliki 30.811 kasus pasien positif corona dengan 285 orang meninggal. Kota New York sendiri ada 17.586 kasus.

Stasiun Grand Central terlihat sepi setelah virus corona menghantam Kota New York. Biasanya, stasiun ini selalu penuh orang berlalu lalang selama 24 jam
Stasiun Grand Central terlihat sepi setelah virus corona menghantam Kota New York. Biasanya, stasiun ini selalu penuh orang berlalu lalang selama 24 jam (Instagram.com/discovernyc)

“Ini seperti kiamat,” kata dr Ashley Bray, dokter residen umum di Emhurst Hospital Center seperti dilansir New York Times.

Dalam beberapa jam di hari Selasa (24/3/2020), dr Bray melakukan kompresi dada kepada perempuan berusia 80 tahun, laki-laki berusia 60 tahun dan 38 tahun. Ketiganya dites positif virus corona dan meninggal karena gagal jantung.

Rumah sakit di Elmhurst, Queens memiliki 545 tempat tidur dan saat ini mulai mentransfer pasien yang tidak terkontaminasi virus corona ke fasilitas kesehatan lain. Sebab, rumah sakit itu akan dijadikan pusat kejadian luar biasa.

Para dokter dan perawat berjuang untuk menyelamatkan nyawa manusia hanya dengan sejumlah ventilator yang dimiliki.

Jika ada panggilan ‘Tim 700’, itu adalah kode untuk seorang pasien berada di ambang kematian. Beberapa meninggal di dalam ruang gawat darurat sambil menunggu tempat tidur.

Sebuah truk berpendingin telah ditempatkan di luar untuk menahan mayat. Selama 24 jam terakhir, sistem rumah sakit umum Kota New York mengatakan 13 orang di Elmhurst telah meninggal.

Kehidupan di Kota New York juga tak lebih baik. Meski sebagian besar warganya bisa mengkarantina diri sendiri, tapi tidak dengan para pekerja konstruksi.

Industri konstruksi seperti bergeming dan tidak ada perubahan. Pembangunan gedung-gedung mewah tetap saja dilakukan.

Buruh bekerja berdampingan, menjejalkan 20 orang ke dalam lift layanan dan berbagi toilet portabel yang sama.

Persimpangan jalan di Harlem, New York City. Terlihat jalanan begitu lengang.
Persimpangan jalan di Harlem, New York City. Terlihat jalanan begitu lengang. (Instagram.com/discovernyc)

Di New York, New Jersey, Connecticut dan sebagian besar negara, pekerja konstruksi termasuk dalam kategori penting.

Di Kota New York, yang memiliki hampir 158.000 pekerjaan konstruksi pada tahun 2018, para pekerja mengangkut alat berat dan peralatan di kereta bawah tanah yang hampir kosong dan kereta api setiap pagi dalam perjalanan ke lokasi kerja.

Hotel-hotel bintang lima semuanya pada tutup. Namun, ada beberapa yang menawarkan kamar untuk dokter, perawat dan pekerja yang berada di garda terdepan menghalau virus corona.

Pada hari Rabu (25/3/2020), Gubernur Andrew M. Cuomo mengatakan di Twitter bahwa hotel mewah Four Seasons di East 57th Street, yang ditutup sementara minggu lalu akan dibuka kembali pada akhir April.

Mereka bakal menyediakan akomodasi gratis untuk tenaga medis yang saat ini bekerja untuk merespons pandemi.

Pandemi virus corona ini turut menghajar para pengemudi taksi. Sebelum ada virus corona, mereka sudah babak belur dengan adanya Lyft dan Uber. Kini, mereka harus menelan kenyataan pahit, menumpang mereka menurun jauh.

Ada begitu sedikit wisatawan yang tersisa di Bandara Internasional JF Kennedy, salah satu bandara tersibuk di dunia, sehingga taksi menunggu enam jam atau lebih untuk satu penumpang.

Perusahaan taksi tidak lagi dapat menemukan pengemudi yang cukup untuk armada mereka. Beberapa sopir taksi takut terkena virus corona sehingga mereka tinggal di rumah tanpa membayar tagihan pemasangan.

"Ketika Anda harus menunggu enam atau tujuh jam untuk mendapatkan satu penumpang, itu benar-benar buruk," kata Mario Darius, 66, seorang pemilik taksi yang berkemah di Bandara JFK setelah mengambil hanya tiga penumpang dalam tiga hari.

Meskipun jumlah penumpang taksi di seluruh kota untuk bulan Maret belum tersedia, beberapa perusahaan taksi, pemilik taksi, dan pengemudi mengatakan bahwa perjalanan mereka telah turun dua pertiga atau lebih.

Dumbo, Brooklyn. Salah satu ikon foto Instagram yang berada tepat di persimpangan Jembatan Brooklyn. Tampak tidak banyak orang berlalu lalang.
Dumbo, Brooklyn. Salah satu ikon foto Instagram yang berada tepat di persimpangan Jembatan Brooklyn. Tampak tidak banyak orang berlalu lalang. (Instagram.com/discovernyc)

Grup taksi terbesar di kota itu, Taxicab, yang mewakili pemilik 5.500 taksi kuning, mengatakan bahwa perjalanan telah turun hampir 91 persen menjadi total 20.596 perjalanan selama Jumat, Sabtu dan Minggu lalu. Padahal, tiga minggu lalu, perusahaan bisa melakukan 217.540 total perjalanan untuk tiga hari yang sama.

Semua berharap, wabah virus corona bisa segera selesai dan keadaan bisa berjalan dengan normal. Perekonomian bisa berputar dengan lancar sebagaimana biasanya.

( Tribunjogja.com | Bunga Kartikasari )

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    Berita Populer

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved