Kota Yogyakarta

Keterbatasan APD untuk Tracing ODP dan PDP, Petugas Pun Pakai Jas Hujan

Puskemas Gedongtengen mulai kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), dari masker, alkohol, hand sanitizer, pakaian hazmat, juga sarung tangan.

Penulis: Christi Mahatma Wardhani | Editor: Ari Nugroho
TRIBUNJOGJA.COM / Suluh Pamungkas
Berita Kota Yogya 

Laporan Reporter Tribun Jogja Christi Mahatma Wardhani

TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Puskemas Gedongtengen mulai kekurangan Alat Pelindung Diri (APD), dari masker, alkohol, hand sanitizer, pakaian hazmat, juga sarung tangan.

Kepala Puskesmas Geddongtengen, Tri Kusumo Bawono mengatakn Puskesmas Gedongtengen telah berupaya melakukan pengadaan secara mandiri, namun tetap kesulitan.

Selain karena barang-barang tersebut langka, harganya pun lebih mahal dari sebelumnya.

"Masker kami tinggal 600, kalau untuk 50 tenaga di Puskesmas hanya untuk 12 hari. Hand sanitizer, alkohol juga mulai menipis. Termo gun juga mahal, kemarin sempat beli harga awal Rp500ribu, kemudian naik menjadi Rp900ribu, pas mau datang harga sudah Rp2,7juta," katanya, Rabu (25/03/2020).

"Sarung tangan juga mulai menipis dan harganya mahal. Kami petugas medis membutuhkan, tetapi sekarang masyarakat umum juga pakai sarung tangan. Itu juga yang membuat mahal. Kami melakukan pengadaan sendiri, tetapi kan anggaran yang kami siapkan tidak seperti harga saat ini,"sambungnya.

Aksi Sosial Budhi Hermanto dan Penjahit Rumahan Produksi APD untuk Tenaga Medis

Tri melanjutkan, saking terbatasnya APD, ia dan tenaga medis lain di Puskesma Gedongtengen harus mengenakan jas hujan dan memodifikasi pakaian untuk tracing Orang dalam Pengawasan (ODP) dan Pasien Dalam Pemantauan (PDP).

Ia menilai dalam penanganan COVID-19, pemerintah lebih fokus pada rumah sakit rujukan.

Padahal puskesmas memiliki peran penting dalam penanganan COVID-19, sebab skrining awal sebelum dirujuk, pasien datang ke puskesmas.

Dengan demikian, petugas puskesmas juga berpotensi terinfeksi COVID-19.

"Ya kami seadanya saja, pakaian kami modifikasi sendiri. Kami merasa puskemas kurang diperhatikan, padahal yang skrining awal adalah puskesmas. Saat tracing ODP dan PDP juga kami hanya pakai mantel saja, kami juga tidak dikasih tahu keluarga pasien, dengan begitu kan kami juga memiliki potensi terpapar," lanjutnya.

Ketersediaan APD RS di Sleman Semakin Menipis

Ia berharap pemerintah tidak hanya memberikan perhatian pada penanganan di rumah sakit saja, tetapi juga puskesmas.

Terpisah, Sekretaris Dinas Kesehatan Kota Yogyakarta, Tri Mardoyo mengakui bahwa APD di puskesmas di Kota Yogyakarta mulai menipis.

"Memang agak menipis, mudah-mudahan pengadaan segera terkirim,"katanya singkat.(TRIBUNJOGJA.COM)

Sumber: Tribun Jogja
Berita Terkait
  • Ikuti kami di
    AA

    Berita Terkini

    © 2025 TRIBUNnews.com Network,a subsidiary of KG Media.
    All Right Reserved