ADVERTORIAL
Dokter RS UII Ingatkan Masyarakat untuk Jaga Imun, Jaga Empati
dr Rina menekankan pentingnya menjauhi kerumunan atau untuk beraktivitas di rumah saja.
Penulis: Amalia Nurul F | Editor: Gaya Lufityanti
TRIBUNJOGJA.COM, YOGYA - Penularan Virus Corona atau Covid-19 bisa ditangkal dengan berbagai upaya.
Seperti berbagai cara pencegahan yang banyak dianjurkan oleh pemerintah.
dr Rina Juwita Sp PD selaku Internist atau dokter penyakit dalam RS UII memaparkan, langkah-langkah pencegahan yang dianjurkan pemerintah sebaiknya dilakukan.
Seperti menjaga imun tubuh dengan makanan sehat dan mengelola stres.
"Daya tahan tubuh ini yang sangat berpengaruh terhadap penularan dari Covid-19 ini. Otomatis menjaga agar badan kita lebih fit, daya tahan tubuhnya lebih baik, itu yang paling penting di saat-saat sekarang," paparnya pada Tribunjogja.com, Senin (23/3/2020).
• Antisipasi Virus Corona, Gubernur DIY Tinjau Kesiapan RSPAU Hardjolukito
dr Rina menekankan pentingnya menjauhi kerumunan atau untuk beraktivitas di rumah saja.
Juga untuk mengonsumsi makanan sehat yang mengandung vitamin dan serat.
"Konsumsi buah dan sayur, ini bisa mencukupi untuk kondisi badan kita supaya fit. Hindari makanan yang memperburuk kondisi kesehatan, misal yang terlalu berminyak, berlemak, kurang serat. Itu akan membuat badan kita lebih berat untuk mencerna, sehingga akan berdampak kurang baik bagi kesehatan kita," jelasnya.
Ia mengingatkan untuk menerapkan etika batuk dan etika bersin.
Selain itu dr Rina juga menyebut tak perlu khawatir jika memiliki sakit yang mendasari seperti asma.
"Orang-orang yang punya penyakit yang mendasari seperti asma, itu tidak perlu cemas. Yang penting obat-obatan yang rutin dikonsumsi itu harus terus rutin dikonsumsi. Dan jika mengalami sesak yang tidak membaik dengan obat, dan ada demam, maka segera berobat," tuturnya.
Di samping itu, dr. Rina juga mengatakan masyarakat tidak perlu melabeli dan menyebar data pribadi ODP (orang dalam pengawasan) dan PDP (pasien dalam pengawasan).
Hal tersebut kata dia bisa semakin membebani orang-orang tersebut, dan membuat proses penyembuhan semakin berat.
• Tak Usah Panik, Cek Bedanya Jika Demam dan Batuk Biasa dan Akibat Infeksi Virus Corona
"Wajar jika masyarakat takut tertular. Tapi jangan kemudian ketakutan itu menjadi berbuah intimidasi. Kita perlu ingat, bahwa ini bisa menyerang siapa saja, tidak memandang siapa, pasti bisa kena," tuturnya.
"Kita tetap perlakukan dengan baik, menjaga jarak agar tidak tertular, tapi tetap harus menjaga perasaan orang yang sakit agar tidak semakin berat penyakitnya, dengan tidak menyebarkan berita tidak baik," sambungnya.
Senada, Psikolog Klinis di RS UII Intan Kusuma Wardhani, M Psi, Psikolog menjelaskan, berempati dalam kondisi seperti ini dirasa sangat penting.
"Yang jelas kita harus punya pemikiran bahwa siapa saja bisa kena. Artinya ketika kita menghakimi atau menjelekkan orang lain itu belum tentu kita sendiri safe. Bisa jadi suatu saat kita yang kena atau keluarga kita yang kena. Jadi kita harus bisa berempati pada orang lain. Bahwa mereka juga nggak ingin kena," terangnya.
Tidak menyebarkan indentitas ODP dan PDP juga perlu dilakukan.
Kata dia, jika mendapatkan informasi tersebut melalui media sosial atau yang lainnya cukup berhenti di diri sendiri dan tidak perlu menyebarkan lebih luas.
"Jika menemukan itu di grup, sudah berhenti di situ saja jangan ikut menyebarkan. Bagi ODP dan PDP itu sangat stressful, dibicarakan ini itu, dicap ini itu, padahal belum tentu benar. Itu membuat masa pemulihan lebih berat," ucapnya.
• Tips Dampingi Anak Selama Masa Belajar di Rumah
Intan juga menyarankan agar dapat mengelola stres dengan melakukan berbagai hal.
Stres kata dia dapat memengaruhi kondisi emosi, pikiran, dan fisik.
Hal tersebut akan berpengaruh pada kondisi imun.
"Pertama tetap berusaha untuk melakukan langkah pencegahan seperti yang disarankan pemerintah. Otomatis ketika kita sudah ada perlindungan kan kita juga merasa aman," jelasnya.
"Kemudian membatasi akses berita yang tidak jelas kebenarannya. Sekarang informasi cepat menyebar dan belum tentu semua benar. Bisa dibayangkan kalau kita berjam-jam mengakses itu jadi mempengaruhi pikiran kita," lanjutnya.
Rehat dari segala macam informasi ini dapat dipakai untuk melakukan aktivitas positif, seperti aktivitas ibadah atau aktivitas rumah tangga, atau juga melakukan olahraga sederhana di rumah.
"Bisa juga melakukan aktivitas hiburan yang bisa dilakukan di rumah. Plus berusaha untuk berpikir positif juga bahwa Covid-19 ini dia pada akhirnya imunitas di tubuh kita bisa membantu untuk melawan itu," pungkasnya. (TRIBUNJOGJA.COM)